KtHx54QkBr383xDR2xK8jWF4FPsDN0wkvFCwXh9V
Bookmark

Budaya Menyambut Tamu Pada Masyarakat Kayong Utara Kalimantan Barat

 

Gambaran Budaya Menyambut Tamu Serta Nilai- Nilai Islam Pada Masyarakat Karya Maju Kabupaten Kayong Utara Kalimantan Barat 

Isna Aufa Ulfiyah

Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan

Institut Agama Islam Negeri Pontianak

e-mail: isnaaufaulfiyah@gmail.com 

Abstrak

Artikel ini membahas tentang budaya masyarakat di Dusun Karya Maju, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat yang mana budaya ini dinamakan dengan menyambut tamu dengan makan bersama. Adapun gambaran tentang masyarakat Dusun Karya Maju serta terdapat nilai-nilai islam yang dimiliki dalam budaya menjamu tamu Dusun Karya Maju. Penelitian dilakukan dengan melakukan wawancara terhadap warga asli dusun dan mengamati proses penyajian makanan saat menyambut tamu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya menyambut tamu dengan makan bersama di Dusun Karya Maju masih sangat kuat dan dijaga oleh masyarakat setempat. Proses penyajian makanan dilakukan dengan penuh keramahan dan kehangatan. Selain itu, makanan yang disajikan juga bervariasi serta beraneka ragam. 

Kata kunci: Makan bersama, tamu, Dusun Karya Maju.

Pendahuluan

Penduduk Indonesia terdiri dari beberapa suku dan budaya, serta terdapat beberapa bahasa daerah. Kebhinekaan Indonesia tidak membeda-bedakan bangsa Indonesia. Kebhinekaan ini dijadikan dasar untuk memajukan persatuan dan kesatuan bangsa. ( Saraswati dan Widaningsih, 2008:76)[1]

Masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai suku. Suku yang hidup di seluruh pelosok tanah air, dimana setiap suku memiliki budaya yang membedakan ciri khasnya satu sama lain. Budaya yang dimaksud adalah budaya daerah yang dipandang sebagai pandangan hidup dan dianut oleh setiap kelompok masyarakat. Oleh karena itu, kebudayaan selalu mengalami proses perkembangan atau pertumbuhan seirama dengan siklus waktu. ( Ramli dan Nuryadin, 2021: 288-289)[2]

Negeri Indonesia mempunyai kekayaan budaya serta adat istiadat yang bermacam-macam. Penduduk di Indonesia, nyatanya sudah menciptakan 400 suku bangsa serta ratusan bahasa wilayah Keanekaragaman budaya ini telah melahirkan berbagai adat istiadat dan tata krama yang dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Kita dapat mengamati keragaman budaya dari berbagai bentuk budaya khusus, seperti bahasa, bentuk rumah adat, pakaian adat, kesenian tradisional,dan makanan khas. Kebiasaan didefinisikan sebagai aturan perilaku yang kuat dan terkait dengan perilaku manusia yang diwariskan dari generasi ke generasi. (Saraswati dan Widaningsih, 2008:76). [3]

 Contoh kebiasaan yang terpelihara dengan baik yaitu adat di Dusun Karya Maju yang mana dusun ini memiliki budaya yang cukup berbeda dalam penyelenggaraan lebaran. Di Dusun Karya Maju terdapat budaya yaitu “menyambut tamu” pada saat lebaran biasanya yang dihidangkan hanyalah kueh kueh atapun manisan. Di Dusun Karya Maju seorang tamu diharuskan makan saat lebaran. Hal ini merupakan budaya yang sudah turun temurun di Dusun Karya Maju. Dusun Karya Maju merupakan sebuah dusun yang terletak di Kabupaten Kayong Utara provinsi  Kalimantan Barat.

Penelitian ini membahas penyambutan tamu melalui jamuan makan bersama di Dusun Karya Maju, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat. Makan bersama merupakan tradisi yang masih terpelihara dengan baik di Indonesia, terutama di pedesaan. Di Dusun Karya Maju Kabupaten Kayong Utara, makan bersama merupakan salah satu kebiasaan yang harus diperhatikan saat ada tamu yang berkunjung. Tidak hanya sebagai bentuk silaturahmi, makan bersama juga memiliki makna yang lebih dalam sebagai wujud persatuan dan kesatuan kekeluargaan. Menurut wawancara dengan narasumber. Di Dusun Karya Maju tradisi ini dilaksanakan secara rutin dan masih dilestarikan.

Metodologi Penelitian

Dalam pencarian dan pengumpulan data penelitian ini, penulis menggunakan metode wawancara dan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang memiliki maksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara deskripsi dan dengan memanfaatkan berbagai referensi . (Moleong,2005:6) [4]penelitian kualitatif  dilakukan dengan membaca jurnal dan buku sebagai refrensi.

Menurut Setiana dan Nuraeni (2018:72) Wawancara adalah  metode pengumpulan informasi dimana peneliti memperoleh informasi atau pendapat dari subjek (responden) secara lisan  atau berbicara dengan orang tersebut secara tatap muka (face to face). Oleh karena itu, informasi diperoleh langsung dari responden melalui  pertemuan atau percakapan.[5]

Metode wawancara dilakukan dengan menanyakan langsung warga asli Dusun Karya Maju. Banyak terdapat metode naratif yang dilakukan peneliti melalui sebuah pengalaman individu.

Menurut Munandar (2022: 273) Pada dasarnya pendekatan naratif  merupakan kegiatan penelitian kualitatif yang menitik beratkan pada keabsahan data berupa kata-kata  dari literatur atau pengamatan langsung di lapangan, dari mana pengamatan yang sebenarnya diperoleh. Pendekatan naratif juga dapat diartikan sebagai  metode penelitian yang menceritakan suatu peristiwa yang berkaitan dengan individu atau kelompok dari kehidupan mereka secara lisan atau tertulis. [6]

A. Gambaran Penduduk Dusun Karya Maju

Kabupaten Kayong Utara merupakan salah satu kabupaten yang berada di provinsi Kalimantan Barat. Di daerah Kabupaten Kayong Utara ini terdapat sebuah dusun yang bernama Dusun Karya Maju. Berdasarkan geografi wilayah Dusun Karya Maju memiliki batas dari Masjid Nurul Ma’rifah sampai simpang 4 pasar Teluk  Batang. Dusun itu kebanyakan di indentikan dengan lingkungan yang masih banyak pepohonan dan memiliki udara segar di sekitarnya. Dengan kata lain dapat diartikan bahwasanya dusun merupakan lingkungan yang masih terjaga ke asrianya.

 Menuju lokasi Dusun Karya Maju, kita harus singgah di pelabuhan laut Teluk Batang dahulu yang mana,untuk mencapai pelabuhan tersebut membutuhkan  tranportasi air. Jarak Dusun Karya Maju dan pontianak lumayan jauh. Tranportasi yang digunakan untuk menuju Dusun Karya Maju jika menggunakan speadboat dapat menghabiskan waktu kurang lebih 5 jam, jika menggunakan kapal bone waktu yang ditempuh kira kira 16 jam. Kadang terdapat kendala untuk menuju ke dusun tersebut seperti air pasang dikarenakan ombak yang tinggi sehingga biasanya tranportasi laut yang digunakan diberhentikan sementara. Angin yang kuat saat melewati laut dapat mempengaruhi tranportasi laut sepeti speadboat dan kapal. Tidak hanya menggunakan tranportasi laut,untuk menuju ke Dusun Karya Maju ini kita juga harus menggunkan tranportasi darat. Adapun tranportasi yang digunakan seperti motor atau mobil. Namun jangan khawatir jika tidak memiliki motor sendiri khususnya yang dari Pontianak menggunakan speedboat. Ketika sampai di pelabuhan Teluk Batang akan banyak driver-driver yang menunggu kedatangan penumpang atau lebih singkatnya ojek motor. Adapun waktu yang ditempuh untuk menuju ke Dusun Karya Maju dari pelabuhan laut Teluk Batang, waktu yang ditempuh perkiraan 10 menit lamanya. Jalan ke lokasi untuk saat ini rusak jadi harus hati-hati ketika ingin pergi kesana. Di Dusun Karya Maju rata-rata penduduk disana adalah suku mandura, bugis, melayu, dan jawa. Mayoritas penduduk di Dusun Karya Maju bersuku mandura. Dan sebagian kecil adalah bugis, melayu, dan jawa. Adapun agama yang berada di Dusun Karya Maju, mayoritas disana adalah agama islam. Mata pencaharian di Dusun Karya Maju adalah berkebun dan berdagang. Penduduk Dusun Karya Maju hampir sebagain besar adalah berkebun sawit. Penduduk Dusun Karya Maju sangat bertumpu dengan hasil Perkebunan sawit. Yang mana hasil sawit ini sangat besar pengaruhnya dalam menompang perekonomian penduduk Dusun Karya Maju namun terkadang Fluktuasi sawit yang naik turun juga dapat mempengaruhi harga sawit yang mana hal ini dapat mengurangi pendapatan yang diperoleh penduduk Dusun Karya Maju sehingga keuntungan yang diharapkan tidak sesuai dengan kost berimbang dengan harga jual panen. Pada saat tertentu harga sawit anjlok turun, kadang-kadang juga harga sawit tinggi. Ketidakpastian tersebut yang membuat Penduduk Dusun Karya Maju kesusahan dalam hal perekonomian sehingga penduduk sebagian ada yang menanam sawit di kebun pribadi lalu kemudian disetorkan ke perusahaan sawit.

Berdasarkan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, yang dimaksud dengan jenjang pendidikan adalah jenjang pendidikan yang penetapannya didasarkan pada tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang ingin dicapai dan keterampilan yang akan  dikembangkan pada dasarnya. Pendidikan  menengah dan pendidikan tinggi di sekolah. (UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003)[7]

Tingkat pendidikan di Dusun Karya Maju rendah meskipun ada yang sudah kuliah. Di Dusun Karya Maju masih banyak kekurangan murid dikarenakan anak-anak di sana dari kecil sudah terbiasa berkerja membantu orang tua mengelola sawit hal ini menyebapkan dari kecil sudah memiliki etos kerja yang kuat. Meskipun berada di pedalaman dan jauh dari kota besar, namun siswa-siswi Dusun Karya Maju tetap memiliki kesempatan untuk mendapatkan pendidikan. Selain itu, pemerintah juga memberikan perhatian kepada dunia pendidikan dengan membangun gedung-gedung sekolah serta memberi bantuan-bantuan seperti buku-buku pelajaran dan alat-alat pendukung pembelajaran lainnya. Namun demikian masih ada kendala-kendala seperti minimnya akses internet sehingga penggunaan teknologi digital dalam proses belajar mengajar kurang optimal. Oleh karena itu masyarakat sekitar berusaha mencari solusi agar anak-anak mereka tidak tertinggal dengan perkembangan zaman.

B. Budaya Menyambut Tamu

Bertamu adalah mengunjungi rumah orang lain untuk mempererat silaturahmi. Dengan mempererat silahturahmi dengan sesama, berarti kita telah menjunjung tinggi keharmonisan hidup, menjunjung tinggi kasih sayang, gotong royong dan tolong-menolong antar sesama. Selain itu, kunjungan tersebut tidak hanya mempererat hubungan kekeluargaan, tetapi juga menambah banyak wawasan atau pengalaman. Manfaat berkunjung adalah dapat mengembangkan sikap toleran terhadap orang lain, selain itu berkunjung membawa kesamaan atau kecocokan sehingga terjalin silaturahmi dan kerjasama seumur hidup(Chairilsyah, 2016:155-156).[8]

Penduduk Dusun Karya Maju walaupun jauh dari daerah pontianak warga disana memiliki sebuah budaya pada saat lebaran yaitu “menyambut tamu”. Budaya ialah pola asumsi dasar sekelompok masyarakat atau cara hidup orang banyak atau pola kegiatan manusia yang secara sistematis diturunkan dari generasi ke generasi melalui berbagai proses pembelajaran untuk menciptakan cara hidup tertentu yang paling cocok dengan lingkungannya. Dalam pelaksanaan budaya diperlukan sebuah pembinaan agar berjalan secara maksimal. (Ramadinah,2022:8). [9]

Menurut wawancara melalui vidio call dengan narasumber Pak Sukardi pukul 13.00 budaya menyambut tamu ini sudah lama dilakukan secara turun-menurun. Pada dasarnya jika lebaran orang-orang hanya meyediakan kueh kueh lebaran seperti nastar,putri salju,lidah kucing,telinga gajah dan lain-lain. Di Dusun Karya Maju juga menyediakan kueh kueh lebaran akan tetapi tradisi disana ditambah dengan meyiapkan hidangan makanan berat untuk para tamu. Tamu diajak makan bersama dengan pemiliki rumah. Hal ini dilakukan untuk menambah ikatan silahturahmi dan kebersamaan, dan biasa dilakukan di Dusun Karya Maju kabupaten Kayong Utara. Tamu harus mencicipi hindangan yang disediakan hal ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada tuan rumah karena telah menyediakan makanan. Walapun sedikit tamu harus menerima makanan yang diberikan oleh tuan rumah. Tuan rumah memiliki rasa yang tinggi dalam menghormati tamu, menyambut tamu salah satu hal yang dilakukan tuan rumah dengan makan bersama-sama. Adapun tatacara bertamu di Dusun Karya Maju diantaranya yaitu :

Pertama- tama dalam penyambutan tamu seorang tamu memberikan salam kepada tuan rumah. Hal ini dilakukan pada umumnya di masyarakat di dusun karya maju. Istilah menyambut tamu ini ada ketika momen-momen lebaran seperti lebaran idul fitri. Hari Raya Idul Fitri adalah hari ketika umat muslim di seluruh dunia berbahagia dan bergembira karena Allah/ Hal ini dikarenakan mereka telah berhasil menyempurnakan ibadahnya dan memperoleh pahala puasa. (Hikmah,2022: 33).[10]

Dalam menyambut tamu hal ini tidak berbeda ketika menyambut tamu pada umumnya ,dilakukan seperti biasanya tamu dipersilahkan duduk oleh tuan rumah lalu berbincang-bincang akan tetapi berbeda dalam penyambutanya ketika lebaran orang-orang umumnya hanya menyediakan kue-kue ringan ketika lebaran idul fitri namun di Dusun Karya Maju tidak hanya dihidangkan kue-kue ringan seperti nastar bolu, dan lain-lain. Akan tetapi tuan rumah juga akan menghidangkan makanan berat baik seperti soup, rendang, ayam bakar, dan lain-lain. Di Dusun Karya Maju memiliki ikatan kekeluargaan yang sangat kuat walaupun tamu dan tuan rumah tidak memiliki hubungan darah. Tuan rumah sangat senang menyambut tamu. Apalagi ketika tamu dengan lahap makan-makanan yang sudah dihidangkan. Hal ini tidak dilakukan hanya pada 1 rumah saja akan tetapi tiap rumah yang kita datangi akan diperlakukan dengan sama misalnya pada hari lebaran tamu mendatangi 10 rumah, maka tamu tersebut juga akan disambut makan-makan 10 kali  hal inilah yang menjadi budaya “menyambut tamu” menjadi ciri khas budaya di Dusun Karya Maju . Di kota pada umumnya jarang bahkan hampir tidak pernah menyambut tamu dengan makan-makan kebanyakan hanya dihidangkan kue-kue ringan saja.

Menyambut tamu di Dusun Karya Maju sudah menjadi budaya turun-temurun dari generasi-generasi sebelumnya. Makanan yang dihidangkan juga beragam seperti ketupat, soup, daging, sambal, ayam, dan lain-lain. Di Dusun Karya Maju ini paling banyak diantaranya menyediakan ayam sebagai makanan utama dikarenakan di Dusun Karya Maju rata-rata tiap rumah memiliki kandang ayam. Ayam yang digunakan bukan ayam lokal yang biasa di pasar. Disana menggunakan ayam kampung yang diolah dengan berbagai macam seperti disantan di bakar dan lain-lain.

C. Nilai-nilai keislaman dalam budaya menyambut tamu

Nilai-nilai budaya adalah  nilai-nilai yang disepakati dan ditetapkan dalam masyarakat, suatu lingkungan organisasi atau  masyarakat, yang berakar pada adat-istiadat, kepercayaan  dan simbol-simbol yang mempunyai ciri-ciri tertentu. sebagai referensi untuk perilaku dan reaksi terhadap apa yang  terjadi atau akan terjadi. ( DosenSosiologi.com ). [11]

Terdapat ayat terkait menyambut tamu diantaranya

Surah Ali-Imran ayat 134 :

 

وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَۚ………….

Artinya: “Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan ”. (www.merdeka.com)[12]

Ayat ini menunjukkan bahwa Allah menyukai orang-orang yang melakukan kebaikan. Menyambut tamu dengan penuh keramahan dan memberikan perhatian kepada mereka adalah salah satu bentuk kebaikan yang dianjurkan dalam agama.

Surah Al-Insan ayat 8 :

وَيُطْعِمُوْنَ الطَّعَامَ عَلٰى حُبِّهٖ مِسْكِيْنًا وَّيَتِيْمًا وَّاَسِيْرًا

Artinya: “Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan”. (www.merdeka.com)[13]

Ayat ini menunjukkan pentingnya memberi makan kepada tamu yang datang, termasuk fakir, anak yatim, dan orang yang sedang dalam perjalanan. Menyambut tamu dengan memberikan makanan adalah salah satu bentuk kasih sayang dan pelayanan yang dianjurkan dalam Islam.

Surah An-Nisa ayat 86 :

وَاِذَا حُيِّيْتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوْا بِاَحْسَنَ مِنْهَآ اَوْ رُدُّوْهَا ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ حَسِيْبًا.

Artinya : Dan apabila kamu dihormati dengan suatu (salam) penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (penghormatan itu, yang sepadan) dengannya. Sungguh, Allah memperhitungkan segala sesuatu. (www.merdeka.com)[14]

Ayat ini menekankan pentingnya memberikan salam yang baik kepada tamu yang datang. Salam adalah ungkapan keramahan dan kebaikan yang harus diberikan kepada tamu sebagai tanda penyambutan yang baik.

Sangat penting untuk berpegang teguh pada nilai-nilai pendidikan Islam. Beberapa nilai-nilai dalam budaya “Menjamu Tamu” :

1.      Menghormati tamu: Allah Subhanahu wa Ta'ala dan Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam mengajarkan kita untuk menghormati tamu dengan memberikan pelayanan dan perhatian yang baik. Ini juga cocok dengan kebiasaan budaya Islam.

2.      Dalam budaya keramah tamahan, penting untuk menciptakan kebersamaan dan kedekatan antara tamu dan tuan rumah. Itu juga sesuai dengan nilai-nilai persatuan Islam.

3.      Kebaikan: Ketika kita berkunjung, kita diharapkan untuk berperilaku baik dan berbuat baik kepada orang lain. Hal itu juga sesuai dengan nilai-nilai kebaikan Islam.

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa di Kayong Utara terdapat dusun yang bernama Dusun Karya Maju dan memiliki sebuah budaya turun-temurun dari generasi-generasi sebelumnya. Budaya ini dinamakan “Menyambut Tamu” moment menyambut tamu terjadi pada lebaran seperti lebaran Idul Fitri. Penduduk Dusun Karya Maju memiliki ikatan kekeluargaan yang kuat hal ini dibuktikan penduduk Dusun Karya Maju membudayakan tradisi penyambutan tamu dengan perasaan suka cita.

            Dusun Karya Maju memiliki budaya keramahtamahan yang unik dimana para tamu disuguhkan  berbagai hidangan berat pada moment lebaran adapun makanan yang dihidangkan seperti ayam panggang, rendang, soto dan lainnya. Selain itu, masyarakat setempat juga sangat ramah terhadap para tamu yang datang walaupun tidak memiliki ikatan darah, tetapi penduduk Dusun Karya Maju tetap menyambut para tamu dengan keramahan. Kontribusi budaya menyambut tamu juga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat setempat tentang pentingnya menjaga keramahtamahan dan etika selama berkunjung. Bisa menjadi contoh yang baik bagi generasi penerus untuk menjaga adat  dan nilai-nilai luhur para leluhur.

            Ada banyak hal yang bisa dipelajari tentang budaya “menyambut Tamu” di Dusun Karya Maju Berikut ini adalah informasi yang dapat diperoleh dari budaya menjamu tamu :

1.     Kehangatan dan keramahan masyarakat Dusun Karya Maju dalam menyambut tamu yang mana hal ini membuat tamu merasa nyaman dan selalu ingin datang kembali.

2.      Makanan lokal seperti ayam kampung  sangat enak dan nikmat.

3.   Nilai-nilai luhur leluhur seperti menjaga  hubungan yang harmonis, tidak sombong, penyayang, serta kekeluargaan.

DAFTAR PUSTAKA 

Chairilsyah, Daviq. “Mengajarkan Tata Cara Bertamu Kepada Anak Usia Dini ( Untuk guru dan orangtua)”. Jurnal EDUCHILD Pendidikan dan Sastra (2016).

DosenSosiologi.Com (2022, Desember 14). Retrieved Mei 24,2023, from https://dosensosiologi.com/nilai-budaya/

Lexy J, Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya,2005

Merdeka. Com. https://www.merdeka.com/quran/ali-imran/ayat-134. Diakses 31 Mei 2023

Merdeka. Com. https://www.merdeka.com/quran/al-insan/ayat-8. Diakses 31 Mei 2023

Merdeka. Com . https://www.merdeka.com/quran/an-nisa/ayat-86. Diakses 31 Mei 2023

Munandar, Arif. Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Media Sains Indonesia,2022

Hikmah, Nurul. Stimulant langit Idul Fitri. Cet I. Tangerang: Bait Qur’any Multimedia,2022.

Ramadinah, Desy, dkk. “Nilai-Nilai Budaya Dan Upaya Pembinaan Aktivitas Keagamaan Di Mts N 1 Bantul”. Jurnal Pendidikan dan Dakwah (2022).

Ramli dan Nuryadin. “Mombesara pada Penambutan Tamu Suku Tolaki”. Jurnal Ilmiah Dikdaya (2021).

Saraswati, Mila dan Widaningsih, Ida. Be Smart Ilmu Pengetahuan Sosial. Cet I. Bandung: Grafindo Media Pratama,2008.

Setiana, Anang dan Nuraeni, Rina. Riset Keperawatan. Cet I. Cirebon: LovRinz Publishing, 2018

UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003.

Nama Narasumber :

Nama                 : Pak Sukardi

Usia                   : 30

Jenis kelamin     : Laki-laki

Pekerjaan           : Guru

Asal                   : Kalimantan Barat, Kayong Utara, Dusun Karya Maju

 

 

 

 



[1] Mila Saraswati dan Ida Widaningsih. Be Smart Ilmu Pengetahuan Sosial (Bandung: Grafindo

  Media Pratama,2008), hlm. 76

[2] Ramli dan Nuryadin. “Mombesara pada Penambutan Tamu Suku Tolaki”. Jurnal Ilmiah Dikdaya

  (2021),hlm. 288-289

[3] Opcit, hlm 76

[4] Lexy J, Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: Remaja Rosdakarya,2005), hlm. 6

[5] Setiana, Anang dan Nuraeni, Rina. Riset Keperawatan. Cet I. (Cirebon: LovRinz Publishing, 2018),hlm. 72

[6] Munandar, Arif. Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. (Bandung: Media Sains Indonesia,2022), hlm. 273

[7] UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003.

[8] Chairilsyah, Daviq. “Mengajarkan Tata Cara Bertamu Kepada Anak Usia Dini ( Untuk guru dan orangtua)”. Jurnal EDUCHILD Pendidikan dan Sastra (2016). Hlm:155-156

[9] Desy Ramadinah,dkk. “Nilai-Nilai Budaya Dan Upaya Pembinaan Aktivitas Keagamaan Di Mts N 1 Bantul”. Jurnal Pendidikan dan Dakwah (2022). Hlm: 8

[10] Hikmah, Nurul. Stimulant langit Idul Fitri. Cet I. (Tangerang: Bait Qur’any Multimedia,2022). Hlm:33

[11] DosenSosiologi.Com (2022, Desember 14). Retrieved Mei 24,2023, from https://dosensosiologi.com/nilai-budaya/

 

[12] Merdeka. Com. https://www.merdeka.com/quran/ali-imran/ayat-134. Diakses 31 Mei 2023

[13] Merdeka. Com. https://www.merdeka.com/quran/al-insan/ayat-8. Diakses 31 Mei 2023

[14] Merdeka. Com . https://www.merdeka.com/quran/an-nisa/ayat-86. Diakses 31 Mei 2023

Posting Komentar

Posting Komentar