KtHx54QkBr383xDR2xK8jWF4FPsDN0wkvFCwXh9V
Bookmark

Merawat Moderasi Di Tanah Borneo

Ilustrasi

Oleh: Nor Fadhilah*

Jurnalistiwa.com - Indonesia merupakan negara seribu macam keunikan dan segudang keberagaman dengan letak geografis dibelahan bumi bagian timur. Sejak dahulu hingga saat ini keberagaman tersebut telah memunculkan ciri khas yang membedakan dengan negara lainya di dunia. Keragaman tersebut terdiri dari suku, budaya, ras, adat istiadat, agama dan lainnya. Ini menjadi daya tarik tersendiri bagi siapapun yang menikmatinya.


Indonesia juga dijuluki sebagai negara kepulauan, karena wilayahnya terdiri dari ribuan pulau yang membentang dari Sabang hingga Merauke. Karena itu wilayahnya sebagian besar ialah perairan yang terdiri dari lautan, sungai, danau dan sebagainya. Salah satu pulau terbesar di Indonesia yang dipenuhi hutan hujan tropis yang lebat bagian dari paru-paru dunia ialah Borneo atau pulau Kalimantan. Beragam suku, budaya, agama, adat istiadat masyarakat mendiami tanah Borneo ini. Oleh sebab itu, Indonesia dijuluki sebagai negara multikultural.


Dalam kesehariannya masyarakat di tanah Borneo hidup berdampingan meskipun di antara mereka terdapat perbedaan seperti suku, ras, agama dan budaya. Bahkan dapat dikatakan sangat rawan untuk terjadi gesekan yang sewaktu-waktu menimbulkan konflik. Hal ini yang sangat dikhawatirkan para pemerhati bangsa. Namun sesuai dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang dimaknai meskipun berbeda-beda kita tetap satu, menjadi pegangan hidup masyarakat Indonesia dalam menjaga dan merawat kerukunan dan keharmonisan dimanapun berada.


Moderasi diartikan sebagai bentuk perasaan yang tidak memihak kepada siapapun di tengah perbedaan. Ini menunjukkan moderasi menganjurkan untuk sikap saling menghargai, menghormati dan harmonisasi antar sesama. Di tanah Borneo perbedaan seperti suku, ras, adat istiadat dan agama sudah tidak asing dalam kehidupan sehari-hari. Bukan berarti tidak ada konflik dari berbagai perbedaan yang ada. Konflik akibat perbedaan sehingga menimbulkan gesekan yang berakhir dengan konflik itu ada tetapi tidak sampai menguap ke atas. Karena masyarakat Indonesia dikenal oleh mancanegara sebagai masyarakat yang ramah. Oleh sebab itu, konflik-konflik kecil akibat perbedaan dianggap sebagai angin yang lalu lalang.


Beragam suku yang terdapat di tanah Borneo mulai dari Chinese, Melayu, Bugis, Batak, Madura dan Dayak sebagai suku pribumi asli tanah Borneo. Meskipun konflik kecil terjadi tidak bisa dipungkiri sewaktu-waktu dapat terjadi konflik besar akibat perbedaan seperti suku-ras, adat istiadat, budaya dan agama. Untuk itu, moderasi sangat penting untuk ditanamkan sejak dini. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk upaya pencegahan setidaknya dapat meminimalisir melalui pemberian kesadaran sejak dini agar mereka mengerti dan faham bahwa mereka hidup di tengah-tengah perbedaan yang rawan akan terjadi konflik.


Moderasi hadir di tengah masyarakat yang beragam untuk tetap merawat kebersamaan dalam menjalankan semboyan negara. Kemudian moderasi hadir sebagai bentuk upaya dalam menciptakan kehidupan yang harmonis di tanah Borneo. Karena sejatinya perbedaan tidak mengharuskan terjadi perpecahan antar sesama bahkan dengan perbedaan menjadi sesuatu yang unik dan istimewa. Berbagai catatan sejarah di tanah Borneo konflik-konflik yang pernah terjadi akibat perbedaan ini. masyarakat majemuk di tanah Borneo juga perlu untuk memahami perbedaan ini dengan cara merawat moderasi antarsesama. Moderasi hadir sebagai solusi untuk menumbuhkembangkan sikap harmonis sebagai wujud meminimalisir konflik yang dapat terjadi kapan dan dimanapun.


Selain itu, sikap rasa persaudaraan antar sesama dalam merawat moderasi sangat perlu untuk ditekankan sebagai antisipasi terjadinya resolusi konflik akibat perbedaa ini di tanah Borneo. Jika kita lihat negara-negara tetangga yang hanya memiliki beberapa suku sangat sering terjadinya konflik dan tidak jarang juga memakan korban jiwa dan masih menyimpan dendam untuk membalas di hari kemudian. Sikap ini yang sangat ditakuti oleh pemerhati bangsa termasuk di Indonesia.


Tetapi untuk saat ini di tanah Borneo khususnya Kalimantan Barat konflik-konflik kecil yang tidak menguap itu pasti ada. namun di sisi lain, perbedaan budaya seperti acara-acara festival besar masyarakat ikut serta yang dinamakan terjadinya asimilasi budaya. Dimana antar suku ikut berpartisipasi aktif untuk memeriahkan festival budaya di setiap suku di Kalimantan Barat. Festival tersebut baik festival keagamaan, hari besar dan festival lainnya. Penanaman sikap toleransi juga sangat perlu diperhatikan dalam merawat moderasi di tanah Borneo. Apapun itu toleransi dalam beribadah, budaya, adat istiadat pakaian dan lainnya. Karena sikap ini yang menjadi inti dari moderasi dimana pun berada khususnya di tanah Borneo yang masyarakat hidup dalam kemajemukan.


Untuk itu, dalam merawat moderasi di tanah Borneo yang beragam akan perbedaan dalam kemajemukan seperti agama, suku, budaya, pakaian dan lainnya perlu sikap kesadaran yang tinggi. Sikap kesadaran itu ditumbuhkan melalui penanaman nilai-nilai toleransi, saling menghormati, saling menghargai dan menjaga harmonisasi untuk mewujudkan semboyan negara yang menjadi pokok menjaga kedamaian bumi pertiwi yakni “Bhinneka Tunggal Ika”.


*Mahasiswi Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Pontianak

 

 

Posting Komentar

Posting Komentar