KtHx54QkBr383xDR2xK8jWF4FPsDN0wkvFCwXh9V
Bookmark

Peringati HUT ke-77 RI, Sekretaris Pesantren Ibrahimy Minta Santri Agar Tidak Sekedar Mengaji

Foto: Upacara Peringatan 17 Agustus di Halaman Pondok Pesantren Salafiyah Ibrahimy Terentang/Istimewa

Kubu Raya, jurnalistiwa.com - Pondok Pesantren Salafiyah Ibrahimy Terentang menggelar upacara pengibaran bendera Merah Putih dalam rangka memperingati hari kemerdekaan Indonesia ke-77 tahun yang bertempat di halaman Pondok Pesantren Salafiyah Ibrahimy, Rabu (17/08/2022).

Upacara ini diikuti oleh pengasuh pesantren, dewan asatidz, mahasiswa KKL IAIN Pontianak, wali santri dan santri dengan Sekretaris Pesantren Ustadz Yusuf An-nasir yang bertindak sebagai inspektur upacara.

Dalam amanahnya, ia menyampaikan bahwa kemerdekaan Indonesia tidak bisa dilepaskan dari peranan kaum santri.

"Mari kita belajar sejarah dengan baik, kenapa? agar kita tahu bahwa peranan santri bagi kemerdekaan negeri ini tidaklah bisa dipandang sebelah mata," ujarnya.

Ia mencontohkan, setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya bukan berarti bebas dari tekanan, hingga kemudian terbitlah Resolusi Jihad oleh Hadratus Syekh KH. Hasyim Asy'ari pada tanggal 22 Oktober 1945.

"Coba kita bayangkan seandainya resolusi jihad tidak ada, masihkan kita bisa merayakan kemerdekaan negeri ini? bisakah kita beribadah dengan tenang hingga detik ini?," ungkapnya.

Ia juga meminta para santri agar selalu menanamkan dalam dirinya nilai-nilai patriotisme.

"Dalam diri santri harus terpatri nilai patriotisme, semangat membelas tanah air, sebab Indonesia ini adalah sajadah tempat kita sujud, karpet tempat kita duduk dan rumah tempat kita berteduh," ujarnya.

Ia juga menjelaskan bahwa kemerdekaan ini harus disyukuri, dengan syukur ala santri.

"Bentuk syukur santri itu bagaimana? ya dengan mengabdi dan mengaji, mengabdi untuk spiritual, mengaji untuk intelektual," jelasnya.

Ia juga menambahkan bahwa santri di pesantren jangan hanya sekedar mengaji saja, tapi juga mesti mengkaji.

"Yang dikaji bukan hanya kitab-kitab kuning, tapi juga mengkaji kehidupan, ketika diluar sana sedang marak-maraknya digaungkan moderasi beragama, maka saya katakan jauh sebelum itu santri sudah diajari bagaimana hidup beragama dan bermasyarakat," jelasnya.

"Secara teoritis santri mungkin tidak faham apa itu moderasi beragama, tapi secara praktis santri sudah melaksanakan itu sejak zaman dahulu," imbuhnya.

Ia berpesan, jangan sampai ada perbuatan yang mencoreng nilai perjuangan para pahlawan dan kusuma bangsa.

"Kemerdekaan ini adalah amanah dari Allah, mari kita jaga amanah ini dengan baik, belajar yang rajin dan tingkatkan kualitas diri," ujarnya.

Sebelumnya, keluarga besar Pondok Pesantren Salafiyah Ibrahimy dengan seluruh santri menggelar tahlilan bersama setelah Subuh untuk mendo'akan para pahlawan dan segenap kusuma bangsa. (AP)

0

Posting Komentar