Flayer: Pamflet Dialog di LPP-RRI Pontianak. Foto: LPP RRI Pontianak. |
Pontianak, jurnalistiwa.com - Dengan akan dilaksanakannya Konferwil PWNU Kalbar VIII pada 25-26 Juni 2022 mendatang, LPP-RRI Pontianak menyelenggarakan Dialog Bertajuk Mencari Pemimpin NU di Masa Mendatang, pada Kamis (09/06/2022).
Adapun Narasumber yang didatangkan pada dialog tersebut ialah H. Jipridin selaku Ketua MUI Kalbar Bidang Politik dan Hubungan Luar Negeri, Zaenuddin Akademisi IAIN Pontianak dan Rosadi Akademik UNU Kalbar.
Pada kesempatan tersebut Jipridin menegaskan menjadi pemimpin PWNU Kalbar itu harus memiliki pemahaman tentang anatomi organisasi NU, yakni Mustasyar, Syuriah, A'wan, Tanfidziyah.
Berpose: Tiga Pemateri Dialog Berpose Bersama Usai Dialog. Foto: Istimewa |
"Oleh karena itu siapapun nanti yang mendapat mandat dari pemilik suara PCNU 14 Kabupaten/Kota se-Kalimantan Barat harus Capable (Cakap), Adaftif, Berintegritas, Ber kompeten, Futuristik, dan Paham Aswaja an-Nahdliyah," jelasnya.
Sementara Zaenuddin berpendapat sosok pemimpin NU yang akan mendatang harus memiliki kecakapan dalam dunia digital, untuk mengikuti perkembangan yang semakin pesat.
"Sudah seharusnya Pemimpin PWNU Kalbar menguasai Teknologi Digital karena sekarang sudah era 5.0, penguasaan big-data, meta-verse, cyber-crime, tentu kepemimpinan itu harus mengikat kepada yang memilih dan dipertanggung jawabkan," ungkapnya.
Sedangkan Rosadi berharap kepada kandidat terpilih nanti agar bisa bertanggung jawab dan mampu membawa NU, dan menjaga NU dari godaan kepentingan pribadi.
"Hindarkanlah NU dari kepentingan sesaat, kepentingan politik praktis, apalagi di tahun 2024 nanti adalah tahun gelaran politik. Mulai pilkada, pileg, termasuk pilpres yang tentu rawan godaan," ungkapnya.
"Jangan sampai NU seperti mendorong mobil mogok, setelah mobilnya jalan punya kekuatan dan kekuasaan NU nya tetap saja tak punya daya tawar yang seimbang," tambahnya menegaskan. (R/AK).
Posting Komentar