Ilustrasi/Net |
Manusia dianugerahi pikiran untuk dijadikan sebagai pembeda dari makhluk lainnya, pembeda inilah yang menjadikan manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan yang paling sempurna, lalu terdapat sebuah Truth Clain dari satu cabang ilmu yang tentunya kita selalu mendewakan cabang ilmu ini dalam dunia berfikir yaitu Filsafat.
Filsafat adalah representatif dari sebuah kecintaan akan
kebijaksanaan, dalam mencari kebenaran yang sejati maka hadirnya filsafat akan
membuat kita berfikir dalam segala hal, situasi, dan kondisi.
Lahirnya para tokoh-tokoh filsafat di era kontemporer sampai
era modern membuat dunia kepemikiran lebih beragam dan berwarna, semua hal yang
ada di dunia ini akan layak di fikirkan jika di bedah dengan Filsafat.
Salah satu yang paling menarik adalah ketika Filsafat membahas tentang cinta. Hasil dari pergulatan berfikir antara cinta dan filsafat adalah "dalam Filsafat Cinta, kita dilatih untuk berfikir mencintai tanpa Fikiran."
Ini kesimpulan yang saya buat sendiri setelah
saya membaca beberapa karya-karya tentang filsafat cinta, dalam karya tersebut
semuanya memiliki isi dan kesimpulan bahwa pikiran akan selalu kalah dengan
rasa, dan cinta adalah tingkatan tertinggi dari segala tingkah dan perbuatan
seorang manusia.
Kahlil Ghibran pernah berkata dalam bukunya (sayap- sayap
Patah) bahwa "jika cinta memberi isyarat kepadamu, ikutilah dia, walau
jalannya sukar dan curam. Dan apabila sayapnya memelukmu Menyerahlah, walau
pedang tersembunyi di antara ujung-ujung sayapnya bisa melukaimu."
Sebuah kalimat yang mengartikan bahwa segala hal yang
berkaitan dengan cinta dalam dunia fikiran kita di perintahkan untuk tidak
berfikir melainkan menyerahkan segala hal yang dibutuhkan oleh cinta itu
sendiri.
Posting Komentar