Dokumentasi Kegiatan Diskusi Publik UNU KALBAR
Kubu Raya, jurnalistiwa.co.id - Wakil Rektor bidang SDM dan Kemahasiswaan Nahdlatul Ulama (UNU) Kalimantan Barat Jipridin menegaskan bahwa dalam moderasi kampus, UNU Kal-Bar melihat dan berkeyakinan terhadap keberadaan pilihan partai politik merupakan fakta sosiologis yang timbul akibat dari relasi dan proses sosial.
“Sebagaimana yang pernah dikatakan oleh Imam Al-ghazali bahwa agama dan politik itu bagaikan saudara kembar, sehingga keduanya harus sama-sama berjalan" tegasnya saat menjadi narasumber pada dialog publik dengan tema “Membumikan Gagasan dan Gerakan Sebagai Implementasi Moderasi Kampus” yang bertempat di Qubu Resort Kubu Raya, Kamis (25/03/2021).
Jipridin menuturkan bahwa Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) merupakan kampus yang lahir dari rahim NU dan bergerak dalam bidang pendidikan tinggi.
“UNU Kalbar ini kalau secara yuridis berdasarkan Kemendikbud RI NO. 558/E/0/2014 tanggal 17 Oktober 2014,” tuturnya.
Jipridin menjelaskan bahwa UNU Kal-Bar sebagai kampus Nahdlatul Ulama tentunya memiliki landasan filosofis.
“Landasan filosofisnya adalah pelopor tegaknya Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja) yang dapat dilihat dari dua pendekatan makna yaitu makna klasik dan makna kontemporer,” jelasnya di acara yang diselenggarakan oleh BEM UNU Kal-Bar ini.
Adapun makna klasik yang dimaksud adalah bahwa NU dalam bidang teologi (ketuhanan) mengikuti Imam Abu Hasan Al Asy'ari dan Abu Mansur Al Maturidi, dalam bidang Fiqih (hukum agama) mengikuti Imam Hanafi, Maliki, Syafi'I dan Hambali serta bidang tasawuf (membersihkan hati) mengikuti Imam Al Ghazali dan Imam Junaid Al-Baghdadi.
Sedangkan makna kontemporer yang dimaksud adalah bahwa Aswaja NU bersifat dinamis sesuai tuntunan zaman dengan prinsip Tawasshut, I'tidal, Tasamuh, Tawazun dan Amar Ma'ruf Nahi Mungkar.
Jipridin juga menerangkan bahwa NU mempunyai dua tanggungjawab besar yaitu tanggung jawab keagamaan (Maskuliah Diniyah) yang berupa Aqidah dan Syariah, serta tanggung jawab kebangsaan (Maskuliah Wathoniyah) yang berupa Tsaqofah dan Hadlaroh.
“Maskuliah Diniyah (Aqidah dan Syariah) itu diimplementasikan dalam bentuk Himayah (melindungi), Ishlah (memperbaiki) dan Khidmah (mengabdi), sementara Maskuliah Wathaniyah (Tsaqofah dan Hadlaroh) diimplementasikan dalam bentuk Tsaqofah yaitu pendidikan, riset, karakter melalui KKN dan PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) serta bentuk Hadlaroh yaitu membuka peluang usaha/kerja, kesehatan, advokasi dan kesejahteraan,” terangnya. (EV/YSF)
Posting Komentar