KtHx54QkBr383xDR2xK8jWF4FPsDN0wkvFCwXh9V
Bookmark

Korps HMI-Wati Lintas Komisariat se-IAIN Pontianak Gelar Kajian Keperempuanan

Kajian Keperempuan Korps HMI-Wati IAIN Pontianak

Pontianak, JURNALISTIWA.CO.ID - Korps HMI-Wati Lintas Komisariat se-IAIN Pontianak sukses menggelar kajian keperempuanan dengan tema "Peran Perempuan dalam Kemandirian di Era Melenial" di Graha HMI Cabang Pontianak, pada Jum'at (26/02/2021).

Kegiatan tersebut dihadiri oleh Ketua Umum Komisariat Dakwah, Yunda Halimatus Sa'diyah, Ketua Umum Komisariat Syariah Yunda Nina Munawwara, Ketua Umum Komisariat FEBI Yunda Arisma N Aisyah, dan juga dihadiri kader-kader HMI lintas Komisariat yang ada dicabang Pontianak.

Pemateri pertama yakni Yunda Halimatus Sa'diyah, menitikberatkan dalam penyampaiannya terhadap dua hal yakni kemandirian dan millenial.

"Mandiri yang diungkapkan terkuak dari referensi yang dibacanya bahwa mandiri memiliki makna yaitu dengan sebutan Berdikari (berdiri diatas kaki sendiri), atau atau bisa diartikan setiap sesuatu tidak dilakukan tidak bergantung terhadap orang lain dalam konteks privasi pribadi."

"Beliau mengkaitkan perempuan mandiri di era melenial dengan kemampuan perempuan itu sendiri dalam menggunakan kecanggiha teknologi dengan sebaik mungkin agar selalu menghadirkan kemanfaatan."

Dilanjut pemateri kedua Yunda Arisma menuturkan bahwa kita setiap perempuan pasti mempunyai peran

"Perempuan meiliki dua peran yang luar biasa yaitu peran dirumah dan juga peran bermasyarakat. Dengan memiliki dua peran tersebut perempuan sudah bisa disebut dengan mandiri", 

"Dikaitkan dengan melenial, kemandirian perempuan bisa kita lihat dari perekonomian,  mereka bisa menggunakan kecanggihan teknologi dengan menghasilkan uang dengan membuka onlineshop dan sebagainya",

Pemateri selanjutnya, Yunda Nina menyampaikan bahwa  kemandirian bisa kita lihat dalam perempuan itu sendiri

"Seringkali banyak anggapan bahwa perempuan dianggap tidak mempunyai peran hal ini sudah jelas perempuan tidak mempunya kemnadirian dalam dirinya",

Kita selaku perempuan khususnya kader KOHATI harus memiliki tiga kemandirian. Pertama Kemandirian intelektual, kita harus berpendidikan jangan monoton dirumah tangga saja karna kinerja wanita tidak hanya di dapur, kasur, dan sumur saja.

Kedua Mandiri vinansial, bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan dirinya sendiri.

Mandiri politik, bisa terjun dalam dunia politik, perempuan yang memiliki kursi perlemen  30% untuk berperan dalam politik ini merupakan kesempatan wanita untuk exis diranah politik.

Yunda Diantika Cahyani selaku modirator menyimpulkan bahwa perempuan mandiri ialah yang mampu berdikari dalam dua lingkungan yakni lingkungan keluarga dan masyarakat dengan dibekali kemampuan intelektual. 

Reporter: Evatunnisa

Posting Komentar

Posting Komentar