KtHx54QkBr383xDR2xK8jWF4FPsDN0wkvFCwXh9V
Bookmark

Atasi Pandemi; Tak Bisa Bantu, Jangan Menyusahkan

Ilustrasi/Net

 
Oleh: Ibrahim (ab_irhamiy)

JURNALISTIWA.CO.ID - Perang melawan Pandemi, itulah selogan yang sedang digaunglah oleh pemerintah, baik pusat maupun daerah. Bagaimana tidak, penyebaran kasus ini begitu cepat dan meluas ke semua daerah, provinsi dan kabupaten di tanah air.

Data terakhir hingga tanggal 3 Mei 2020 menunjukkan sudah ada 326 kabupaten/kota dan 34 provinsi di tanah air yang terdampak penyebaran virus ini, dengan total angka positif sudah mencapai 11.192 kasus. Wajar, jika pemerintah menganggap serius penanganan kasus ini, dan karena mengajak semua komponen bangsa bersatu padu, bersama-sama memerangi covid19.

Gubernur Kalbar, dalam sebuah keterangan pres nya sebagai ketua tim Gugus Covid19 Provinsi beberapa waktu lalu, berujar; “Saya mengajak seluruh masyarakat untuk bersatu padu bersama dengan pemerintah melawan corona. Masyarakat tak perlu keluar biaya, atau bahkan tenaga sekalipun untuk kita berperan melawan corona, cukup ja` berdiam diri di rumah. Jangan keluar rumah kalau tak benar-benar mendesak. Itu ja” (Sutarmidji, Gubernur Kalbar).

Pernyataan yang tampak sederhana, tapi mengandung pesan dan harapan yang besar untuk diikuti. Sebuah permintaan yang tulus dan penuh harap dari seorang kepala daerah kepada masyarakat yang dipimpinnya.

Pernyataan tersebut, dan banyak lagi pernyataan serupa yang diungkapkan oleh pemerintah kita, mulai dari presiden hingga pemerintah daerah menunjukkan bahwa pandemi ini adalah persoalan serius.

Mengatasi pandemi ini juga memerlukan keseriusan dan dukungan dari semua pihak. Karena itu tagline “Indonesia Bersatu Melawan Korona” menghiasi semua media masa sejak pertama kali kasus positif diumumkan oleh presiden awal maret 2020.

Hari ini memasuki awal Mei, sudah masuk bulan ketiga pandemi covid 19 menghantui negeri ini. berbagai upaya dan kebijakan yang telah dilakukan juga belum menunjukkan titik terang untuk mampu menghentikan penyebaran virus covid19. Bahkan penambahan angka kasus positif dari hari ke hari masih terus meningkat dalam angka 3 – 4 ratusan perharinya.

Bukan lagi angka yang kecil, akan tetapi sangat mengkhawatirkan. Bahkan beberapa daerah justru dikhawatirkan menjadi episentrum baru kasus penyebaran covid19. Sungguh miris dan menyedihkan.

Mengapa bisa demikian? Banyak fakor yang harus kita kaji untuk menjawabnya. Faktor utama dan paling sederhana, adalah kesadaran kita semua sebagai warga bangsa. Masih banyak dari kita yang menganggap enteng kasus ini. Masih banyak diantara kita yang tidak peduli dengan himbauan dan ajakan pemerintah untuk bersama-sama memerangi covid19.

Tidak sedikit dari kita yang memandang sebelah mata aturan keselamatan dan langkah-langkah pencegahan penularan virus ini. Himbauan menjaga jarak fisik dalam komunikasi sosial, menggunakan masker jika keluar rrumah, menghindari kerumunan banyak orang, masih berada sebatas himbauan yang tak banyak dipatuhi.

Lebih parah lagi, sebagian masyarakat kita justru memandang sinis dan negatif terhadap apapun kebijakan dan langkah pemerintah dalam mengatasi penyebaran virus covid 19. Pengalihan isu politik, membela kepentingan politik ekonomi kafitalis, terpengaruhi kepentingan politik Yahudi, hingga tudingan akan pemerintah yang zalim, menghamburkan uang rakyat dan sebagainya menjadi faktor lain yang menyulitkan bangsa ini memenangi perang melawan covid19.

Peperangan yang seharusnya memerlukan kekompakan, kebersamaan dan persatuan semua komponen bangsa, menjadi tidak berdaya dengan perpecahan dan ketidakkompakan kita bersama. Berharap dukungan semua pihak untuk bersatu padu bersama pemerintah dalam mengatasi pandemi, justru oleh sebagian kita disambut dengan perlawanan. Masyarakat dengan sengaja dihasut dan diprovokasi untuk tidak mematuhi himbauan pemerintah. Semua kebijakan pemerintah dianggap tidak baik, tidak benar.

Bantuan pemerintah untuk masyarakat terdampak dianggap pencitraan dan menghamburkan uang negara. Kebijakan dan himbauan pemerintah dituding toghut dan zalim. Intinya, oleh kelompok ini, tidak ada yang benar dari apa yang dilakukan oleh pemerintah. Karena itulah semua kebijakan dan himbauan pemerintah dianggap angin lalu dan tak pernah dipatuhi.

Padahal dalam kondisi seperti, hanya kekompakan dan kebersamaan lah yang dibutuhkan oleh bangsa ini. Untuk memenangi peperangan melawan covid19, pemerintah memerlukan dukungan dari semua komponen bangsa. Bukan permusuhan dan perselisihan, apalagi balas dendam politik yang tak pernah ada ujungnya.

Pemerintah juga manusia, yang punya kekurangan dan kelemahan. Pemerintah tidak akan pernah bisa bekerja dan berbuat sendiri. Pemerintah memerlukan dukungan dan kepatuhan dari kita semua. Kritikan dan masukan yang positif kepada pemerintah senantiasa diperlukan (penting), akan tetapi seyogyanya menggunakan mekanisme dan cara-cara yang semestinya, dan dalam waktu yang tepat pula.

Hari ini, disaat semua energi bangsa dibutuhkan oleh negara dan pemerintah untuk kita bersama-sama dan bersatu padu memerangi penyebaran covid19, seharusnya kita semua rela mengabaikan persoalan politik dan egoisme sektoral dan kelompok, demi panggilan mulia negara, mengatasi pandemi covid19.

Jika pun hari ini kita tidak punya kemampuan memberikan sesuatu untuk membantu pemerintah dan negara mengatasi pandemi ini, setidaknya janganlah kita menambah sulit upaya pemerintah, menghalangi dan menentang setiap kebijakan yang terkait dengan perang melawan pandemi.

Jika hari ini kita tidak sefaham dengan kebijakan yang diambil oleh pemerintah dalam mengatasi pandemi, setidaknya janganlah menjadi provokator yang selalu menghasut masyarakat untuk menentang dan membangkang pemerintah. Jika pemerintah hari ini dianggap tidak baik karena bukan bagian dari kelompok ideologi politik yang kita dukung, setidaknya janganlah menafikan legalitas demokratis pemimpin terpilih dengan menolak apapun kebijakannya.

Jika hari ini kita tidak bersedia membantu tenaga dan biaya untuk mengatasi pandemi yang sedang melanda bangsa ini, jangan menyusahkan. Cukuplah kita patuhi himbauan pemerintah.  Berdiam diri jak di rumah, jangan keluar rumah jika tidak mendesak, gunakan masker jika berada di luar rumah. Usah ngeyel. Begitulah harapan bang Midji, gubernur kite.

Hanya dengan dukungan dan kepatuhan kita bersamalah pemerintah mampu membawa kita semua, masyarakat bangsa ini keluar dari ancaman pandemi covid19 ini. Semoga melalui keagungan bulan Ramadhan yang mubarok ini, Allah Swt turunkan hidayah dan petunjuk-Nya untuk menyatukan hati, pikiran, dan rasa kebersamaan semua warga bangsa untuk bersatu padu, berikhtiar mengatasi pandemi ini. Aamiin.

(4 Mei 2020 M/ 11 Ramadhan 1441 H)  
2

2 komentar

  • sri wahyuni
    sri wahyuni
    6 Mei 2020 pukul 00.53
    Keren...tulisan ini Semoga covid-19 segera berlalu dengan penuh Hikmah
    Reply
  • sri wahyuni
    sri wahyuni
    6 Mei 2020 pukul 00.48
    Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.