Ilustrasi |
JURNALISTIWA.CO.ID - Tuhan aku berharap dan penuh keyakinan kepada-MU. Dengan segala macam kebutuhan nafasku, agarku bisa bernafas dengan ringan, agarku bisa bergerak dengan enteng dan agarku bisa menjadi makhluk yang nyaman-nyaman kehidupanku.
Segala macam kurindukan tentang-MU wahai pencipta bumi dan langit. Tetapi semenjak adanya tuhan baruku (UANG) sudah kulimpahruahkan kehidupanku pada satu tuhan saat ini.
Sudah terbukti dan sudah teruji dari segala macam penelitian dan segala macam ilmuan yang telah menjadi peneliti di ruang-ruang ketawaku, diruang-ruang maki-maki ku terhadap siapapun itu.
Aku menyebutnya UANG, ia bisa menjelma menjadi apapun dan menjelma sebagai apapun. Buktinya karena ialah aku mendapatkan segalanya di dunia ini, bahkan neraka dan syurgapun bisa aku dapatkan, kubuktikan dengan memberikan segumpal kertas uang kepada pakir miskin ia bahagia dan manut-manut terhadapku, bahkan nyawanya pun bisa aku pegang, ku beli jabatan apapun bahkan ia bisa menjadikanku TUAN.
Aku bisa bawa kemanapun, dan kapanpun aku mau menginginkannya. Jika ia tiada, kucari dengan apapun dan segala macam cara aku perbuat. Jika ia terselip di selangkangan para kaum seksualitaspun aku akan ambil, buktinya ia aku matikan dulu, sehingga diriku bisa mendapatkannya.
Bumi bisa kubeli, langit bisa kubawa, udara bisa ku gapai lautpun bisa kupegang. Aku bebaskan diriku, semua yang ada di dunia sudah menjadi anak buahku. Aku tak perlu, kata uang.
Berdoapun aku enggan, akan aku cari dengan jari-jari besiku. Jika uang hilang aku akan panggil dukun untuk menjemputnya, karena dukun punya tuyul-tuyul, punya makhluk-makhluk tak terlihat yang disebut makhluk halus, itukan karena uang.
Mungkin secara tidak sadarpun gara-gara akal dan hati kita lemah kadar keimanannya, akal dan hati manusia yang lainpun bisa dibeli hanya dengan uang, ia ku jadikan TUHANku.
Kata orang kebutuhan, tetapi semenjak lama-kelamaan aku tak bisa ngapa-ngapain kalau tiada ia disampingku, di hatiku, di akalku, di depan ataupun di belakangku.
Siang malam, pagi sore dan terus berputarnya waktupun ia menjadi bagian hidupku yang tak terlepaskan dan terlupakan.
Ia bisa membuat berantakan keluarga manusia, ia bisa membuat bahagia keluarga, ia bisa membuat apapun. Sampai-sampai Agamapun bisa ia pegang dan dijadikan budak pekerjanya.
Kalau di Dunia ada Mentri Agama, itu sebenarnya menjadi Mentri Tuhan (uang), kalau di dunia ada mentri Keuangan itu sebenarnya menjadi Mentri Tuhan (uang).
Buktinya ia harus mendapatkan uang dari AGAMA DAN UANG, makanya ada yang disebut dengan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. KKN ada kan karena semuanya urusan dengan uang. Tanpa uang hidupku hampa seperti makan nasi tanpa lauk.
Allah Ta’ala berfirman, “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS. Al Bayyinah: 5).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya amal perbuatan tergantung pada niat, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan yang ia niatkan. Barangsiapa yang berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya maka ia akan mendapat pahala hijrah menuju Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang ingin diperolehnya atau karena wanita yang ingin dinikahinya, maka ia mendapatkan hal sesuai dengan apa yang ia niatkan.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)
Penutup: Dahulukanlah ALLAH SWT (kerja, jalan, keluara dan kemanapun) dengan niat yang sempurna kepada-NYA, bukan karena niat untuk mendapatkan Imbalan apapun.
Pontianak, 28 Oktober 2019
Posting Komentar