Net |
Oleh : Fitri Oktaviani
Tetes embun berjatuhan
Sebagai penyejuk untuk hati yang
terluka
Sang pujaan hati telah pergi
Dengan penat ,pengobar diri
Membuat sejuknya tetes embun
Menjadi segelintir air yang asin
Lidahku bercerita
Akan kesetiaan pujaan hati
Pujaan yang selalu membisik kan kata
Pujaan yang selalu membisik kan
Semangat
Hari demi hari ku lewati
Bersama menuanya usia
kini,
Semuanya seakan kembali kosong
Setelah pujaan hati pergi
Dengan sang pengadu Rindu
Tubuh rentaku mulai meniduri ranjang
putih.
Dengan sebuah jarum kecil yang
menemani
Tetesan air asin itu perlahan
mengalir
Dua belahan otak itu.mulai mengulang
Bahwa ketinggian hanyalah sementara
kini ku rindu dengan Sang Perindu
pujaan hati ku
Segera ingin bertemu
Dan berkata
Aku rindu dengan pujaan hatiku
Boleh diriku melihat bidadari Mu
Yang bernama Ainun
Posting Komentar