KtHx54QkBr383xDR2xK8jWF4FPsDN0wkvFCwXh9V
Bookmark

Himapol Fisip Untan Gelar Seminar Kebangsaan "Merajut Persatuaan Pasca Pemilu 2019"

Istimewa: Foto Bersama
Pontianak, jurnalistiwa.co.id - Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik (HIMAPOL) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Tanjungpura (UNTAN) menggelar seminar kebangsaan dengan tema “Merajut Persatuaan Pasca Pemilu 2019” di Gedung Konferensi Ruang Theater 1 Universitas Tanjungpura, Kamis (23/5/2019)

Rektor Untan, Garuda Wiko memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada HIMAPOL FISIP UNTAN yang dengan idealismenya telah berinisiatif menyelenggarakan kegiatan seminar kebangsaan dengan mengangkat Tema: Merajut Persatuan Pasca Pemilu 2019.

Dirinya berharap, situasi politik yang agak memanas dalam dua hari terakhir ini pasca PEMILU serentak 2019 dapat disikapi secara bijak dan arif oleh seluruh elemen masyarakat, termasuk mahasiswa.

"Jangan sampai polarisasi sosial dan politik yang terjadi selama tahapan pemilu semakin melemahkan semangat kebangsaan dan meretakkan persatuan sesama anak bangsa," ujarnya. 

Sejarah telah mencatat, lanjut Garuda Wiko, bahwa para the founding father kita berjuang mempersatukan dan membangun bangsa ini penuh dengan pengorbanan jiwa dan raga mereka.

"Berbagai gejolak sosial dan politik yang dihadapi bangsa ini dalam lintasan sejarah mampu dilewati, sehingga eksistensi kita sebagai bangsa Indonesia bisa dipertahankan, dan itu tidaklah mudah. Oleh karena itu, walaupun ada perbedaan secara sosial dan pilihan politiknya, tapi jangan sampai kita mengorbankan persatuan dan kesatuan bangsa," tambahnya.

Waka Polda Kalbar Brigjen Pol Sri Handayani sebagai keynote speaker menuturkan, melihat situasi yang berkembang di tengah masyarakat pada aksi 21-22 Mei kemarin, masyarakat harus memahami tentang 4 konsensus bangsa.

"Kalau itu mereka akan paham dan mereka  akan mengingat kembali sejarah betapa sulitnya untuk merebut kemerdekaan ini, tidak mungkin mereka berbuat seperti itu," ungkapnya.

"Kesadaran dan keselarasan untuk pemahaman tersebut mereka sangat kurang, sehingga mereka berbuat anarkis seperti itu tidak berpikir bahwa hal itu akan menggangu keamanan. Keamanan adalah milik kita bersama," jelasnya.

Pengamat Politik Kalbar, Jumadi yang turut hadir dan memberi pandangan kepada mereka yang berbeda pendapat atau pilihan politik.

Jumadi mengingatkan, masyarakat mesti memiliki kesadaran diri bahwa mengekspresikan pendapat banyak cara selain dari demo anarkis ada mekanisme yang harus di lalui.

"Demonstrasi sah saja, demokrasi kritik boleh tetapi harus dijalur hukum boleh melakukan demontrasi tetapi tidak melakukan tidakan-tindakan anarkis. Tipikal copy paste masyarakat sangat kuat. Jika di atas sudah menunjukan sikap, maka di bawah juga, maka hal ini tergantung keteladanan elite," tutupnya. (R/L)
0

Posting Komentar