Ilustrasi/NET |
Oleh: Puspita Ariyati
Pahit, getirnya
roda waktu yang kelam
Rintihan wanita
begitu mencekam
Selalu
terbayang rayuan murahan
Goresan tajam
melukai kehidupan
Wahai kau sang
perayu
Sakit tubuh ku
terbujur kaku
Tubuh ini
amatlah sendu
Kau perlakukan
ku seolah babu
Jiwa ini tak tentu arah
Kaki ini bimbang untuk melangkah
Apakah kita kan
berpisah?
Akulah si
Jelita
Gadis desa,
sejumput asa
Sejuta kata kau
ungkap bersama dusta
Sengguh, kau
begita nista
Senandung lirik kau lantunkan
Sepucuk bunga yang kau berikan
Baikmu cukup diawal perjalanan
Kau lupakan,
lalu tinggalkan
Posting Komentar