Talkshow Ngobrol Pintar Bersama Budayawan di Kalbar. Foto: Hotip/Jurnalistiwa |
Pada Talkshow ini menghadirkan pemateri yakni Syamhudi Budayawan Madura, Edi Suhairul Budayawan Jawa, Yakobus Kumis Budayawan Dayak, Gunawan Budayawan Bugis dan Suryanto Budayawan Tionghoa.
Mochamad Sab'in, Owner Warkop Solidaritas sekaligus host pada talkshow Ngopi tersebut menyampaikan, di tengah maraknya pesta demokrasi yang saat ini sedang berlanjut dan isu yang semakin bertaburan, suasana riuh membuat keadaan kebudayaan kita agak diasingkan.
"Kalbar dengan banyaknya suku, kelompok ataupun agama, tentu Kalbar merupakan satu di antara yang memiliki kebudayaan yang patut kita jaga, seperti Budaya Saprahan, Budaya Kuda Lumping, Budaya Perpakaian dan lainnya. Nah, saat ini kaum muda ataupun milenial harus menjaga hal-hal seperti ini,"ujarnya.
Pria yang akrab disapa Bonti ini menambahkan, saat ini kemajuan teknologi seperti smartphone sangat pesat apalagi di kalangan anak muda.
"Kita sendiri yang sadar atau yang hadir dalam talkshow harus saling mengingatkan agar budaya-budaya yang telah leluhur kita warisi tetap terjaga dan tetap kita pakai. Jangan hanya karena persoalan-persoalan sepele harus saling memusuhi," pesannya.
Satu di antara pemateri, Suryanto, Budayawan Tionghoa, menyampaikan budaya adalah hasil karya yang hidup di tengah masyarakat, yang dilakukan oleh kaum atau sekelompok orang yang dijalankan dan diwariskan dari generasi ke generasi secara terus-menerus.
"Di mana budaya ini terbentuk bisa dari berbagai hal, seperti ekonomi, politik,agama,pakaian dan lain-lain. Contoh muslim mempunyai ciri khas yaitu budaya berkerudung bagi yang perempuan, Melayu adanya rumah adat Melayu dan lainnya. Kita mengucapkan salam saja merupakan salah satu bagian dari budaya," ujarnya.
Suryanto menambahkan, bahwa kita sebagai generasi yang telah lahir ke dunia dan mendapatkan amanah dari leluhur kita untuk menjaga kebudayaan yang ada saat ini. Dari adanya budaya kita bisa saling mengenal dan saling merangkul satu sama lain dan itu merupakan manfaat dari adanya budaya.
"Bijak dalam menggunakan tekhnologi dan menjaga kebudayaan, tetap menjadi sebuah karya, menjaga dan menjalankan kebudayaan seperti yang telah diwariskan kepada generasi saat ini," pungkasnya. (Adi)
Posting Komentar