Ilustrasi/Net |
Bangkitku merekah pada sejerat temali manusia
Ketika kau dan aku terjerumus pada sebuah
gravitasi yang sama
Bilurmu perlahan merebah secara gemulai
di ragaku
Tanpa terasa, melodi menempa kenyataan
kalau sebuah medan mengelilingi kisah
kita
Kau kembali,
Mengubah serangsang dendrit pada
sinapsisku
Hingga mereka menampar kelalaianku ketika
kita menampakkan diri
Rintih pelukmu melemahkan kerasku
Laksana uap, melodimu mengembun lemah
lembut
Saat langkah memijak seraya berdeham,
cahaya dan suara berpadu menggelombang
sunyi pada keterbatasan
Lalu kesadaran pada kefanaan ini lalai
Membuyarkanku di titik terang jeratan
kisah kita
Dunia ini berjoget,
Merancakkan irama hening dalam peleburan
jiwa kita
Seketika, putaran mereka beranjak pergi
Cahaya merebah,
meninggalkan secuil keinginan agar kita
kembali
Meski gelap kembali menertawakan kisah
kau dan aku
Gemintang beriringan,
menunjukkan genggamannya pada mataku
Ketika karsamu meromakan peleburan
pikiran kefanaan kita,
jiwaku melayang seraya bersatu di bawah
sadarmu
Seketika,
Waktu beralih pada dimensi kisah asmara
sepasang manusia
Seperti kita
*Siswa SMAN 1 Purworejo
Posting Komentar