DKPP Gelar Sosialisasi Kode Etik Penyelenggara Pemilu 2019
Sukardi (Adi TB)
... menit baca
Dengarkan
Pontianak, jurnalistiwa.co.id- Rektor Universitas Tanjungpura, Prof. Dr. H. Thamrin Usman DEA, mengatakan maju mundurnya perkembangan suatu negara dan daerah ditentukan oleh elite politik yang dihasilkan pemilihan legislatif dan pemilihan presiden. Karenanya, Ia mengimbau semua pihak turut peduli menyukseskan Pileg dan Pilpres, 17 April 2019 mendatang.
“Kita tidak bisa lepas dari kehidupan politik. Maju mundurnya suatu negara, daerah tergantung kemauan elit politik dan pemimpin untuk memajukan. Kita tidak mau penyelenggaraan pemilu 2019 dilakukan dengan cara-cara tidak baik,” kata Thamrin Usman menyampaikan pidato pembukaan sosialisasi kode etik penyelenggara pemilu di Hotel Harris, Pontianak, Selasa (26/3/2019).
Menurut Thamrin, Indonesia saat ini sedang di sorot observer atau pemantau pemilu dunia dalam proses penyelenggaraan pemilu 2019. Karenanya Indonesia harus jadi contoh kehidupan demokrasi yang berlangsung secara aman, damai, hasil pemilunya diterima semua pihak.
“Harapan negara-negara lain terhadap pemilu Indonesia sangat tinggi. Oleh sebab itu mari kita tunjukkan Indonesia mampu, pemilu kita bisa menjadi model pemilu dunia,” kata Thamrin yang merupakan guru besar Ilmu Kimia Universitas Tanjungpura.
Dia meminta mahasiswa dan akademisi pro aktif dalam penyelenggaraan pemilu 2019, minimal turut memberikan suara pada pemilu 17 April 2019.
Terkait penyelenggara pemilu, KPU dan Bawaslu, Prof Thamrin berpendapat kejujuran merupakan faktor utama yang harus dimiliki sehingga kepercayaan publik semakin meningkat. Ia lalu mencontohkan pertemuannya dengan pemilik pabrik terbesar di Kalimantan Barat. Pengusaha tersebut menjamin lulusan Universitas Tanjungpura dapat bekerja di semua bagian di pabriknya. Kenaikan gaji akan diberikan setiap tahun.
“Tetapi pada tahun ketiga, saya akan naikkan gajinya bagi mereka yang bekerjanya jujur. Samalah dengan pemilu, kalau kejujuran tidak ada, tidak bangga kita,” papar Thamrin dihadapan seratusan mahasiswa dan dosen Universitas Tanjungpura dan Universitas Panca Bhakti Pontianak.
Pendapat serupa dikemukakan Anggota DKPP Prof. Dr. Muhammad. Dikatakan penyelenggara pemilu harus menjaga dirinya dari perbuatan dan godaan yang mengusik independensinya, kredibilitas dan moralnya.
“Kita ingin, siapa yang menang di kotak suara, itulah yang akan dilantik. Jangan sampai berbeda hasilnya, antara yang menang di kotak suara dengan yang dilantik,” ujar Muhammad.
Ketua Bawaslu RI periode 2012 – 2017 itu memberikan apresiasi yang sangat besar karena Rektor Universitas Tanjungpura dapat hadir langsung memberikan sambutan. Prof. Muhammad merasa sangat terhormat atas kehadiran rektor dan mendaulat Prof. Thamrin Usman untuk membuka secara resmi acara sosialisasi dan diskusi.
Sosialisasi kode etik penyelenggara pemilu di Kota Pontianak diikuti 100 lebih mahasiswa, perwakilan dosen Universitas Tanjungpura dan Universitas Panca Bhakti.
Selain Anggota DKPP Prof Muhammad, Tim Pemeriksa Daerah (TPD) Provinsi Kalbar, Krisantus Heru Siswanto ikut memberikan materi pada sosialisasi tersebut.
Ketua Bawaslu Kalbar Ruhermansyah dan Ketua KPU Kalbar Ramdan turut menjawab sejumlah pertanyaan mahasiswa dalam sesi diskusi yang dipandu tenaga ahli DKPP M. Saihu.
Suasana diskusi berlangsung hangat dengan antusias mahasiswa bertanya dan menjawab pertanyaaan. Pada kesempatan itu Guru Besar Ilmu Politik Universitas Hasanuddin Prof. Muhammad membagikan cuma-cuma belasan buku yang ditulisnya bersama Anggota DKPP Prof. Dr. Teguh Prasetyo. Antusiasme peserta sosialisasi berujung pada penambahan waktu diskusi lebih dari satu jam.
(rumonang/adi)
Sebelumnya
...
Selanjutnya
...
Posting Komentar