Ilustrasi/Net |
Kupang, jurnalistiwa.co.id - Pantai Warna Oesapa di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Rabu (23/1/2019) malam, porak-poranda diterjang gelombang besar dampak dari Topan Riley dan mengakibatkan tempat wisata tersebut ditutup.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa saat ini dalam posisi waspada. Kewaspadaan itu terhitung sejak Kamis hingga Sabtu mendatang (24-26/1/2019).
Kepala Sub-Bidang Prediksi Cuaca BMKG, Agie Wandala Putra mengatakan mengkhususkan peninjauan dampak Topan Riley di wilayah bagian timur dan tengah.
"Pokoknya tiga hari ini fokusnya NTB, NTT, Bali, angin kencang dan gelombang tinggi akibat badai Topan Riley," katanya yang dikutip dari tempo.co, Kamis,(24/1/2019).
Agie menjelaskan dampak lainnya dari Topan Riley yang terbagi menjadi dua yaitu secara langsung maupun tidak langsung. Dampak langsungnya, siklon tropis Riley menyebabkan peningkatan kecepatan angin di wilayah Indonesia sehingga menyebabkan ketinggian gelombang laut juga meningkat. Khususnya yaitu di Laut Jawa, Laut Banda, Laut Flores, Laut Arafuru dan Samudera Hindia.
Dampak tidak langsungnya, siklon tropis Riley mempengaruhi pola angin di wilayah Indonesia dan menyebabkan terbentuknya daerah konvergensi di Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Timur (NTB dan NTT).
"Kondisi ini menyebabkan potensi peningkatan jumlah curah hujan di wilayah tersebut meningkat," ujar Agie.
Hujan lebat akan cenderung terkonsentrasi di wilayah Indonesia bagian selatan. Sedangkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
Adapun gelombang laut dengan ketinggian 4-7 meter berpotensi di wilayah perairan selatan Jawa Timur hingga Pulau Sumba, Selat Bali, Selat Lombok, dan Selat Alas bagian selatan, Selat Sumba bagian barat. Sedangkan gelombang laut dengan ketinggian 2,5 hingga 4 meter berpotensi di perairan Selatan Jawa Tengah, Selat Sumba, Samudera Hindia Selatan Jawa Barat hingga Jawa Tengah, Selat Sumba, Selat Ombai.
"Sedangkan untuk ketinggian gelombang memang sangat perlu diwaspadai hingga sepekan ke depan di Laut Jawa, Laut Banda, Laut Flores, Laut Arafuru dan Samudera Hindia," pungkasnya.
Penulis: Kiki Ramadani
Editor: Sukardi
Posting Komentar