Tepian Sungai Kapuas |
Oleh: Vivi Afriliani*
Sampah adalah masalah yang sering timbul pada masyarakat
di zaman sekarang ini seiring dengan tumbuhya populasi masyarakat maka sampah
juga bertambah sesuai dengan pertambahan penduduk yang terjadi. Tidak
terolahnya sampah dengan baik menjadi sumber bencana alam juga menjadi sumber
penyakit di masyarakat.
Permasalahan terhadap sampah tidak hanya terjadi di satu
wilayah tertentu, tetapi juga terjadi di seluruh wilayah di Indonesia. Terutama
di kota-kota besar seperti di daerah-daerah yang terdapat sungai-sungai yang
biasanya dijadikan tempat pembuangan sampah itu sendiri.
Daerah pengamatan saya pada kali ini, saya lebih fokus
kepada daerah Barau (Tepian Sungai Kapuas). Penyebab dari menumpuknya sampah di
tepian Sungai Kapuas ini adalah masyarakat yang tinggal ditempat itu sendiri
karena pembuangan yang tidak terkontrol dan kurangnya pemahaman masyarakat
terhadap bencana yang dapat disebabkan oleh sampah itu sendiri.
Maka dengan sadar ataupun tidak keadaan ini sudah sangat
merusak alam kita atau habitat-habitat sungai itu sendiri. Seperti yang dapat
dilihat pada saat ini sungai kapuas yang dulunya begitu bening, bersih, tidak
tercemar sekarang sungai kapuas airnya sudah terlihat sangat coklat, juga sudah
banyak tercemar oleh sampah-sampah pabrik yang mencemari sungai kapuas itu
sendiri.
Dengan tercemarnya sungai ini bukan hanya membuat sungai
itu kotor tetapi juga membuat populasi-populasi ikan yang ada di dalam sungai
itu sendiri menjadi lebih berkurang, karena kurang sehatnya kondisi sungai
tersebut, tidak jarang kita temui masyarakat yang tinggal di daerah tersebut
banyak terkena penyakit.
Sungai yang ada di tempat tersebut merupakan sumber
kehidupan bagi masyarakat yang tinggal di daerah tepian Sungai Kapuas tersebut.
Air yang ada di sana digunakan untuk mandi dan cuci kakus, untuk mencuci
pakaian dan sebagainya.
Tetapi tidak digunakan untuk dikonsumsi karena mengingat
kembali dengan pertimbangan bahwa air yang ada di sungai tersebut sudah tidak
layak untuk dikonsumsi, maka masyarakat pada umumnya lebih banyak menggunakan
air hujan untuk dikonsumsi.
Bahkan banyak sekali anak-anak kecil yang belum sekolahpun
sudah membuang sampah sembarangan hal ini terjadi karena mereka melihat
kebiasaan orang tua mereka yang membuang sampah sembarangan di sungai yang
tanpa disadari hal itu juga menurun kepada anak-anak mereka.
Selain itu sungai tersebut juga digunakan sebagai
transportasi masyarakat setempat yang juga banyak berprofesi sebagai nelayan
yang menggunakan pukat dan segala macamnya, ini juga menjadi sumber mata
pencaharian untuk kemajuan ekonomi dalam masyarakat tersebut.
Masyarakat setempat masih menggunakan cara-cara
tradisional untuk menangkap ikan. Dengan menggunakan cara-cara tradisional ini
maka tidak ikut merusak habibat sungai itu sendiri sehingga masih dapat
terjaga.
Dengan memanfaatkan sungai yang ada di tepian Sungai Kapuas
tersebut maka masyarakat membuat keramba untuk menunjang ekonomi masyarakat di tempat
tersebut. Kualitas gizi ikan yang terdapat di dalam sungai tersebut juga
dipengaruhi oleh sungai yang sekarang sudah mulai tercemar.
Tentunya ini juga berpengaruh terhadap pertumbuhan
ikan-ikan yang ada dalam sungai tersebut. Kualitas ikan yang terdapat di dalam
sungai tersebut, berkualitas tinggi disaat sungai tersebut tidak tercemar dan
berada dalam kondisi yang sehat.
Masalah ini timbul karena kurang sadarnya masyarakat
setempat terhadap kebersihan lingkungan ditempat itu sendiri. Karena itu
beberapa lingkungan tersebut haruslah diatasi baik oleh pemerintah maupun dari
pihak masyarakat itu sendiri.
*Mahasiswa
IAIN Pontianak
Posting Komentar