Jery Arifin Suwito |
Oleh: Jery Arifin Suwito*
JURNALISTIWA.CO.ID- Burhan, 67 tahun, mengatakan, congkak merupakan permainan rakyat yang sudah dimainkan oleh masyarakat zaman dulu.
Congkak sendiri adalah suatu benda yang bentuknya hampir menyerupai rumah umang-umang, namun memiliki tekstur kulit lebih keras dan berwarna lebih putih, biasa banyak dijumpai di pesisir pantai.
Cara memainkan permain congkak ini pun terbilang susah-sudah gampang untuk pemula, dan akan sedikit lebih mudah bagi yang sudah terbiasa memainkannya, tetapi tidak luput dari kesukaran yang dapat menyebabkan pemain melakukan kesalahan atau melanggar peraturan.
Permainan rakyat yang satu ini biasanya dimainkan anak di dalam rumah ketika sepulang sekolah ataupun sore hari yang hanya bertujuan untuk mengisi waktu luang dan hanya sebagai hiburan semata,” ujarnya saat ditemui dirumahnya.
Permainan congkak ini terdiri atas lima buah congkak yang sudah dipilih atas kemauan sendiri-sendiri, setiap individu yang akan memainkannya.
Jumlah dari congkak tersebut sudah menjadi kesepakatan yang telah setujui dalam permainan ini. Namun tidak dengan cara bermainnya. Karena setiap tempat/daerah cara bermainnya sama. Masing-masing tempat atau daerah memilki cara/aturan sendiri.
Aturan teknis permainan ini yaitu, langkah awal yang harus dilakukan para pemain yakni melakukan pengundian dengan melalukan tampi’an (melemparkan kelima buah congkak tersebut ke atas kemudian di sambut dengan punggung tangan), lalu lihat berapa buah congkak yang teringgal di punggung tangan.
Hal itu dilakukan secara bergantian satu dengan yang lain. Apabila semua sudah melalukan hal tersebut. Hal yang kemudian dilakukan yaitu menghitung berapa buah congkak yang dapat disambut oleh para pemain congkat. Siapa yang paling banyak mendapatkan congkak yang masih berada di atas punggung tangannya, ialah yang akan menjadi pemain pertama yang akan memulai permainan ini dahulu, kemudian yang mengumpulkan congkak yang terbanyak kedua yang selanjutnya memainkannnya, kemudian ketiga, kemudian ke empat dan seterusnya, bergantung seberapa banyak pemain.
Hal berikutnya ialah, pemain pertama menggenggam semua congkak kemudian melemparkannya di lantai atau suatu dataran yang digunakan sebagai tempat bermain, dan dibiarkan berhamburan. Selalnjutnya pemain mengambil sebuah congkak lalu melempar keatas menggunakan satu tangan. Pada saat congkak yang dilempar melayang di udara, pemain harus sesegera mengambil congkak yang bertaburan di lantai sesuai tahapan yang sudah di capai.
Apabila pemain yang memainkan itu melakukan kesalahan atau melanggar peraturan, maka pemain tersebut akan digantikan pemain berikutnya dan menunggu giliran selanjutnya.
Namun dari sisi yang lain permainan congkak ini juga memiliki mitos yang beredar di tengah masyarakat, mitos ini berupa sebuah keyakinan tentang suatu larangan ketika anak-anak daluhu bermain congkak terlalu sering, mitos ini hanya sekadar ancaman bertujuan untuk menakut-nakuti anak agar anak itu tidak terlalu sering bermain congkak sampai tidak ingat waktu, mitos ini akan terjadi ketika anak-anak zaman daluhu sering bermain congkak dan tak ingat waktu.
Hal itu dilakukan agar anak-anak mengurangi masa bermainnya. Mitos itu berupa ucapan kepada anak-anak yang bermain congkak, yakni “Beras Mahal” tuturan itu mengartikan bahwa ketika kita bermain congkak, maka beras akan mengalami kenaikan. Hal itu yang akan membuat anak-anak zaman dahulu merasa takut apabila terlalu sering bermain congkak sebab ketika mereka bermain congkak maka beras akan mahal. Kemahalannya itu yang dapat mengakibatkan kesulitan mendapatkan beras karena mahalnya beras.
Kini permainan congkak sulit ditemukan lagi keberadaannya dan hanya meninggalkan cerita. Karena permainan rakyat ini kurang menarik minat anak-anak dan juga sudah hampir pudar, tergantikan oleh permainan anak-anak zaman sekarang, yang kebanyakan sudah berpindah ke permainan yang menggunakan teknologi sesuai dengan perkembangan zaman.
Namun hal positif dari permainan terdahulu dibandingkan anak zaman kini adalah permainan zaman dahulu dapat melitih kepekaan dan melatih kecekatan anak-anak, juga dapat membuat anak lebih aktif karena fisik mereka juga bekerja. Berbeda dengan permainan anak zaman sekarang. Permainan anak zaman sekarang sifatnya lebih pasif dan mengurangi kepekaan anak-anak.
*Mahasiswa FKIP Untan
Posting Komentar