JURNALISTIWA.CO.ID - Seperti sebuah dinasti atau kekuasaan, sejarah
pergerakan harus terus digaungkan dan diwariskan. Semakin suatu negara kuat maka seharusnya semakin gerakan mahasiswanya
kuat dan mengakar pula. Hadirnya gerakan mahasiswa hingga hari ini tak lepas
dari perjuangan panjang para pendahulu yang sedari dulu siap terus hadir dalam
menentang ke zholiman yang terus hadir di setiap zaman.
Selanjutnya, Mahasiswa hadir
sebagai solusi konkret dari problematika kehidupan berbangsa dan bernegara.
Bagi negara, mahasiswa menjadi investasi masa depan yang menjanjikan karena
menjadi wajah dari suatu negara dimasa yang akan datang.
Selain itu, Mahasiswa sejak pertama kali duduk di
bangku perkuliahan dianggap sebagai kaum intelektual yang dipenuhi teori
berkehidupan dan semangat pengabdian, lebih jauh lagi mahasiswa sebagai
“Penyambung Lidah Masyarakat” seharusnya penting untuk selalu menyuarakan
gerakan perlawanan terhadap kekuasaan yang zholim.
Namun, fenomena terkini dalam perspektif gerakan
mahasiswa secara keseluruhan saat ini cenderung didoktrin untuk sibuk dengan
raihan nilai akademik, lulus cepat dan
segera mendapatkan pekerjaan. Esensi dari Gerakan Mahasiswa cenderung semakin
memudar, riak-riak perlawanan dan
pemikiran di kampus semakin sedikit frekuensinya dari tahun ke tahun.
Belum lagi, ada upaya pelemahan dengan berbagai doktrin dari kaum penguasa yang
menginginkan mahasiswa sekedar kuliah saja. Cukup dapatkan gelar dan
hidup enak nantinya.
Jika hal ini terus terjadi, apa jadinya
masyarakat dan peradaban negeri ini? masihkan ada segmen masyarakat yang peduli
akan pentingnya merawat peradaban dan membela masyarakat yang termarjinal kan? itu barulah persoalan pertama. persoalan
selanjutnya mahasiswa terkini seperti terlena dengan semakin beragamnya hiburan
yang semakin menjamur. mulai dari Game Online,tempat hiburan yang
menjamur,tempat nongkrong yang hanya berisi gamers.
Mahasiswa yang menjadi
penghuni tetap di Kampus, semakin hari semakin sepi terdengar riak-riak diskusi.
kelompok-kelompok diskusi kian menipis, kalaupun ada,mahasiswa ingin yang ada
sertifikatnya yang ada pemateri kerennya dibanding ia turun atau mendengarkan
keluhan masyarakat kecil di sudut-sudut kota atau lingkungan kampusnya.
lantas apakah yang harus dilakukan mahasiswa saat
ini? ada beberapa hal yang mahasiswa kini bisa lakukan untuk mengembalikan
roh/jiwa dari gerakan mahasiswa itu sendiri :
1. Meningkatkan
budaya literasi
Budaya literasi sendiri terbagi menjadi tiga
kegiatan, yaitu Membaca,Menulis dan Berdiskusi. kegiatan rutin ini harus
kebutuhan primer bagi semua mahasiswa. dimulai dari lorong-lorong
kampus,kantin,taman-taman disekitar lingkungan kampus ataubahkan tempat
nongkrong yang diisi dengan diskusi-diskusi seputar masyarakat atau kondisi
negara terkini.
2.
Menyusun tujuan hidup/proposal hidup
Mahasiswa masa kini harus paham bagaimana/seperti
apa ia dimasa mendatang. untuk itu mahasiswa kini penting untuk menuangkan
keinginan/mimpinya kedalam proposal hidup dalam rentang waktu jangka pendek,menengah
atau bahkan jangka panjang.
3. Merintis
suatu gerakan/bisnis/kegiatan sosial
Tidak dapat dipungkiri bangku perkuliahan
terlebih sistem pendidikan tinggi diindonesia sangat padat akan teori.
mahasiswa harus mampu menangkap itu sebagai peluang untuk bisa mempraktekkanya
kedalam lingkungan masyarakat. sedari duduk di bangku perkuliahan mahasiswa
seharusnya sudah dapat merintis sesuatu hal kecil seperti gerakan
sosial,bisnis, atau wujud lainnya sesuai dengan apa tujuan hidupnya dimasa
mendatang dan jangan lupa untuk terus menyelipkan pemberdayaan kepada
masyarakat.
Dari kondisi serta solusi diatas, mahasiswa
seharusnya belajar dari sejarah. terus berusaha memperbaiki peradaban dan peka
akan isu-isu disekitar serta tidak takut untuk menyuarakan dan mengkritik
penguasa atau penampuk kebijakan demi terciptanya peradaban yang terus
berkembang dan benar-benar menjadi "Pelurus dan Penerus Peradaban".
*Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Tanjungpura
Posting Komentar