Hendro Tri Atmono, Ketua Umum Kewaka Fisip Untan/ Foto: Istimewa |
Pontianak,
jurnalistiwa.co.id - Kerabat Mahasiswa Katolik (Kewaka) Fakultas Ilmu
Sosial Dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak, meminta
ketegasan pemerintah dalam mengatasi masalah intoleransi yang terjadi di Gereja
Bethel Indonesia Jemaat Filadelfia Medan, Minggu (13/1/2019) pagi.
Ketua Umum Kewaka Fisip Untan, Hendro Tri Atmono
menyampaikan keprihatinan atas tidak
adanya keadilan antara umat beragama dalam menjalankan ibadah. Kasus
intoleransi yang terjadi bukan hanya kali ini saja, sering kali kita lihat
kasus serupa seperti ini dialami juga oleh saudara kami yang beragama lain. Melihat dari kasus yang terjadi
di Meda, persoalannya yaitu rumah ibadah
yang dulunya merupakan rumah tempat tinggal namun belum menjadi rumah tempat
ibadah.
“Saya sebagai umat kristiani merasa resah terhadap penyerangan
tersebut, karena saudara-saudara kami sedang melakukan ibadah. Seharusnya
Pemerintah dalam hal ini hadir sehingga umat yang menjalankan ibadah dapat
tenang dan damai,” ujarnya.
Hendro Tri Atmono menambahkan, Setara Institute mencatat intoleransi
kebebasan beragama dan berkeyakinan di Indonesia terdapat 109 kasus
intoleransi, pelanggaran ini selalu bertambah dari tahun sebelumnya. Dapat dikatakan perhatian pemerintah dalam
menangani kasus ini masih jauh dari yang diharapkan.
Jika hal-hal seperti ini tidak adanya penegasan dan
kurangnya penegakan hukum dari pemerintah, dapat dikhawatirkan kedepannya kasus
intoleransi di Indonesia akan meningkat dari tahun ke tahun. Yang tentunya akan
berdampak pada stabilitas keamanan, kenyamanan, ketentraman dan kerukunan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Saya mengharapkan seluruh masyarakat dan pemerintah dapat
berperan aktif dalam menjaga kerukunan dan meningkatkan toleransi kehidupan
umat beragama, agar ke depannya tindakan-tindakan yang dapat memecah belah
bangsa ini tidak terulang kembali,” harapnya.
Jurnalis Warga: Iksan
Editor: Sukardi
Posting Komentar