Ilustrasi |
Oleh: Dayang Shynta Octaviani. Y
Anak pada zaman sekarang memilki mental yang tegolong lemah. Dalam hal ini, menujukkan bahwa tingkat percaya diri pada anak mulai menurun. Ada banyak hal yang menjadi pemicu dari masalah ini. Sehingga menyebabkan problem besar yang kedepannya menghambat pertumbuhan anak tersebut, baik dalam jangka waktu panjang maupun dalam jangka waktu singkat. Oleh karena itu, hal ini haruslah ditangani lebih lanjut, agar hal tersebut tidak menjadi sebuah kebiasaan dan kepribadian yang buruk.
Pola pikir anak akan berkembang jika dalam pertumbuhannya diberikan motivasi yang sifatnya membangun, baik dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah ataupun lingkungan masyarakat sekitar. Ini akan menimbulkan faktor dimana anak bisa berekperiens sesuai keinginannya. Kebebasan yang dirasakan oleh anak menimbulkan sikap percaya diri. Dengan percaya diri ini, anak dapat melakukan apa saja sesuai keinginannya dengan sangat mudah.
Motivasi merupakan satu hal yang sangat berharga bagi seseorang. Karna dengan sebuah motivasi kita dapat terdorong untuk melakukan sesuatu. Memotivasi berarti menciptakan sebuah ilustrasi sehingga seseorang dengan latar belakang yang bermacam-macam akan memiliki pandangan hidup yang baik.
Adapun pemicu menurunnya tingkat kurang percaya pada diri anak selanjutnya, yaitu anak dikekang dalam situasi tertentu. Biasannya pada masa kecil anak dikekang, melarangnya untuk melakukan sesuatu dikhawatirkan akan membahayakan anak tersebut. Hal itu, membuat anak tidak leluasa dalam melakukan apa yang ingin dicobanya. Anak sebetulnya memerlukan ruang tersendiri yang terbebas dari aturan-aturan, yang dapat mengurungkan niat kecilnya dalam memperoleh hal tersebut. Dimana anak diberi kebebasan dalam menentukkan pilihannya yang dapat dipertangggung jawabkan.
Kemudian, turunnya tingkat percaya diri anak disebabkan juga karena anak dibebani pada suatu pekerjaan diluar kemampuannya. Anak merasa tidak percaya bahwa dirinya mampu untuk melakukan hal tersebut seperti apa diharapkan. Anak merasa khawatir jika ia akan mengecewakan orang tersebut dengan apa yang ia perbuat. Padahal, ini merupakan kesempatan emas jika anak tersebut menjalankannya dengan sebaik mungkin.
Sehingga dalam masalah ini diperlukan sebuah kekuatan besar yang memerlukan peranan dari luar dalam mengatasinya. Adapun hal yang dapat dilakukan, yaitu : pertama, memberi kebebasan pada anak dalam menentukan pilihannya melakukan hal-hal yang menjadi kemauannya. Dengan catatan, orang tua tetap mengawasi perkembangan yang terjadi dan tetap memberikan masukan maupun saran sebagai pertimbangan anak dalam menentukan pilihan dalam kehidupannya. Hal ini juga memberikan kesan baik bagi anak jika orang tua telah mempercayainya dengan segala kemampuan yang ada.
Kedua, memberikan motivasi bagi anak supaya ia tergerak hatinya untuk melakukan hal tersebut. Perlu digarisbawahi dalam hal ini, Orang tua harus bisa menghargai setiap tindakan yang diambil. Orang tua juga dapat menjadi pendengar yang baik, dalam penuturan keluh kesah sang anak, supaya ia menumbuhkan kepercayaan bahwa masih banyak orang yang menganggap bahwa dirinya mampu untuk melakukan hal tersebut.
Maka, dalam situasi ini diharapkan lingkungan dapat berperan aktif dalam mendukung anak pada pilihannya dan selalu memotivasi anak supaya ia tergerak untuk melakukan keinginannya tanpa takut dan malu serta meningkatnya rasa percaya diri. Kemudian, anak dapat menetralisirkan kebiasanya dalam mengembangkan sikap dan pendapat negatif tentang dirinya sendiri. Sehingga anak kedepannya dapat menjalini kehidupan lebih baik lagi dengan penuh semangat dan percaya diri.
*Mahasiswa IAIN Pontianak
Posting Komentar