KtHx54QkBr383xDR2xK8jWF4FPsDN0wkvFCwXh9V
Bookmark

Kisah Di Balik Sumor Bor


Oleh: Feby Kartikasari

Pada suatu ketika, saya mendaptkan tugas untuk  mencari tentang  sumor bor  yang sudah lama sekali tidak terdengar lagi penduduk mengatakan itu. Ketika saya mencoba untuk menemui penduduk di dekat sumor bor, ternyata yang mengetahui banyak yang sudah meninggal dunia. Kemudian saya tetap mencari hingga saya sudah hampir putus asa namun ibu saya menagatakan bahwa kemungkinan paman saya mengetahui tentang sumor bor. 

Setelah saya fikir fikir, kenapa harus rumit mencari kisah tentang sumor bor padahal paman saya sendiri adalah saksi nyata sumor bor tersebut. Sebelum saya wawancarai paman saya sendiri, saya mempersiapkan segala macam pertanyaan yang akan saya ajukan sehingga akan menghsilkan kisah yang menarik. Paman saya ini menurut sepengetahuan saya, beliau sulit dalm mengungkapkan sesuatu hal namun apa salahnya jika mencoba untuk  melakukan wawancara ini. Hanya sekedar bingkisan ataupun oleh oleh, saya membawa rokok yang biasa paman saya hisap.

Narasumber saya adalah  paman  bernama Hasan, beliau adalah seorang tukang bangunan. Saat ini beliau sudah tidak bekerja dikarenakan usia yang telah rentah. Beliau telah memiliki  tiga orang cucu dari dua anaknya. Anaknya masih ada satu yang belum menikah. Alamat beliau di Jalan Danau Sentarum, Jalan Suka Mulya, Gg Sukma 1.

Pada saat usia muda, beliau adalah tukang bangunan yang handal dalam menyemen, membuat porslen, membuat wc dan lain sebagainya. Selain itu, paman saya ini adalah sosok yang sangat agamis sehingga dia tidak lupa melaksanakan sholat bahkan dalam keadaan bekerja pun ketika mendengar adzan maka beliau akan berhenti bekerja. Beliau memiliki tubuh yang tidak terlalu kurus, tinggi, kulitnya berwarna sawo mateng, terdapat kumis sedikit. 

Satu lagi, paman saya adalah perancang yang baik jika ingin memberikan nuansa baru dalam rumah. Kebiasaan paman saya yaitu merokok. Namun saat ini beliau sudah mengurang jatah merokok dikarenakan beliau terkena penyakit paru paru. Dalam setiap harinya, paman saya memakan obat apa saja yang beliau inginkan itu sebanyak lima jenis obat berbeda ataupun lebih. Namun saat ini sudah dikurangi karna ada kerusakan pada lambung beliau.

Sebelum masuk pada sejarah Sumor Bor, saya menanyakan keberadaan sumur tersebut apakah masih ada atau tidak. Pak Hasan menyatakan bahwa sumur tersebut masih ada namun hanya bagian terluarnya saja. Sedangkan bagian dalam yang menjadi tempat penampungan airnya telah lama ditimbun.  Proses terjadinya pengeboran sumur ini jauh sebelum merdeka. 

Orang Belanda memilik alasan dalam penggalian sumor ini. Alasan orang Belanda menggali sumor ini karena orang Belanda tidak terbiasa menggunakan air kolam yang orang sekitar sana pergunakan dalam kehidupan sehari hari mereka. Kejadian penggalian sumor ini diperkirakan pada tahun 1930-an. Bahkan Pak Hasan saat itu masih sangat kecil untuk mengetahui banyak hal tentang sumur bor. Namun setelah Pak Hasan beranjak dewasa, dia banyak bertemu dengan orang yang banyak mengethui tentang sumur bor sehingga Pak Hasan sedikit banyak tau tentang sumor bor. 

Orang orang yang sangat paham tentng sumor bor rata rata telah tiada dan jika ada pun dapat dipastikan usianya telah sangat renta. Saya pernah menemui salah seorang sesepuh bernama Wak Daeng namun kondisinya telah lumpuh dan tuli sehingga sulit untuk diwawncarai tentang kosah sumor bor ini.

Beberapa macam keunikan banyak terdapat dalam pembuatan sumor bor hingga penggunaan air sumor tersebut. Terdapat beberapa tempayan di dasar tanah dan di atas tanah dengan bentuk pesegi. Bahan yang digunakan tempayan tersebut adalah bahan yang kuat seperti kayu belian sebagai tiang penegak tempayan dengan warna belian tersebut adalah hitam. Proses pembuatan tempayan tersebut dengan cara penyemenan yang kokoh, rancangan yang baik, penalaran yang luar biasa dan ketilian yang sangat ditekankan.

Tempayan dasar tanah dan di atas tanah juga berwarna hitam sama seperti warna belian Keahlian seperti ini memang sangat dikuasi oleh orang Belanda. Rancangan pada sumor bor tersebut sangalah rumit sehingga tidak banyak orang Indonesia yang bisa sembarangan mengambil air dalam sumor. Air dalam sumor tersebut hanya diperuntukkan untu orang Belanda. Orang sekitar masih menggunakan air kolam dalam kehidupan sehari hari mereka.

Terdapat tiga tingkatan dalam sumur bor tersebut. Pada tingkatan pertama terdapat tempayan yang menjadi tempat penampungan air. Tempayan tersebut terletak sangat dalam kira kira 10 meter dari permukaan tanah. Air yang dihasilkan dalam tempayan tersebut masih bercampur dengan tanah sehingga pada tingkatan kedua terdapat paralon panjang yang  dirancang dengan baik. Paralon tersebut dapat menguhubungkan tempayan pertama dengan tempayan  yang paling atas. Dalam paralon tersebut terdapat bahan pengawet yang bermanfaat untuk memutihkan air. Salah satu bahan pengawet yang Paman saya ketahui adalah tawas.  Bentuk paralon dalm sumor bos tersebut memang seperti paralon pada umumnya hanya saja yang berbeda adalah isi dalam paralon yang orang Belanda rancang dengan baik untuk memutihkan air yang bercampur tanah tersebut.

*Mahasiswa IAIN Pontianak
0

Posting Komentar