Ilustrasi/Net |
Suatu negara tentunya berdiri karena memiliki beberapa unsur penting diantaranya adalah wilayah, rakyat, dan pemerintahan yang berdaulat. Dalam proses berjalannya mekanisme suatu negara ini juga diperlukan berbagai macam sistem agar negara tersebut dapat mencapai tujuannya. Salah satu sistem yang terpenting diantara sistem lainnya adalah sistem pemerintahan dan sistem politik, karena istilah politik dalam ketatanegaraan erat kaitannya dengan tata cara pemerintahan, dasar-dasar pemerintahan, maupun dalam hal kekuasaan negara.
Sistem politik yang dianut di negara Indonesia adalah Demokrasi Pancasila yang didasari oleh ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 agar sesuai dengan kepribadian dan falsafah hidup bangsa Indonesia guna tercapainya cita-cita dan tujuan nasional bangsa Indonesia.
Yang dimaksud dengan sistem politik Demokrasi Pancasila adalah sistem politik yang memberikan hak setara kepada seluruh warga negara atau rakyatnya dalam proses pengambilan suatu kebijakan atau keputusan yang menyangkut kepentingan bersama dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, dalam hal ini Demokrasi Pancasila menghendaki suatu sistem pemerintahan yang berdasarkan pada kedaulatan rakyat yang mana dalam sistem pemerintahannya menempatkan rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi di dalam negara sehingga rakyat mendapatkan hak untuk berpartisipasi dalam merumuskan, mengembangkan, membuat, dan menentukan suatu kebijakan.
Demokrasi Pancasila adalah demokrasi tidak langsung, artinya meski kedaulatan berada di tangan rakyat, rakyat tidak langsung memerintah, melainkan melalui para wakilnya yang dipilih oleh rakyat sendiri melalui suatu Pemilu untuk duduk di lembaga-lembaga perwakilan rakyat. Wakil rakyat ini merupakan perpanjangan tangan dari rakyat yang bertugas mengawasi jalannya pemerintahan, serta menyampaikan aspirasi rakyat dalam berbagai kegiatan pemerintahan baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial maupun hukum.
Sistem politik juga akan terus berkembang sesuai dengan perkembangan tugas dan fungsi pemerintahan serta perubahan dan perkembangan yang ada dalam faktor lingkungan. Sebagai suatu sistem, sistem politik juga terdiri dari berbagai sub sistem penting diantaranya adalah sistem kepartaian dan sistem pemilihan umum (Pemilu).
Dewasa kini, masa depan suatu bangsa tentunya berada dalam genggaman kokoh setiap insan generasi penerusnya. Mereka adalah aset dari bangsa itu sendiri untuk membangun tatanan dalam sebuah negeri yang lebih baik. Generasi penerus bangsa sangat identik dengan pemuda yang ada dalam bangsa itu sendiri. Mengapa demikian? Karena para pemuda inilah yang nantinya akan menggantikan kedudukan golongan tua dalam segala aspek kehidupan, baik itu dalam sistem pemerintahan, aparatur negara, serta sistem politik di suatu negara.
Berbicara tentang sistem politik dalam suatu negara, tentunya juga tidak akan terlepas dari pemuda yang ada dalam negara tersebut. Menurut hasil Susenas Tahun 2017, negara Indonesia memiliki sekitar 63,36 juta penduduk, yang mana diantaranya 24,27% dari jumlah penduduk tersebut adalah pemuda yang hakikatnya akan menjadi generasi penerus bangsa dengan ide-ide pembaharuannya yang kemudian akan mengambil peranan penting dalam bagian dari sistem demokrasi dengan mewujudkan Pemilu yang nantinya diselenggarakan pada tahun 2019 mendatang. Dalam Pemilu kali ini, juga diperkirakan akan ada sekitar 14 juta pemilih yang termasuk golongan generasi muda yang akan memiliki dan diharapkan akan menggunakan hak pilih mereka untuk pertama kalinya.
Namun, tidak banyak dari para pemuda Indonesia yang menyadari akan pentingnya mengambil andil dalam jalannya Pemilu padahal hakikatnya diselenggarakannya Pemilu merupakan salah satu perwujudan dari sistem politik negara Indonesia dan bertujuan untuk membawa perubahan bangsa Indonesia yang lebih baik. Meskipun begitu, tak sedikit dari pemikiran-pemikiran yang terlintas dibenak para pemuda bangsa Indonesia, sehingga mereka memutuskan untuk tidak menggunakan hak pilihnya (golput).
Menurut hasil penelitian “Keamanan Penggunaan Media Digital pada Anak dan Remaja di Indonesia” yang dilakukan oleh lembaga PBB bersama UNICEF dan para mitra lainnya termasuk Kementrian Komunikasi dan Informatika Universitas Harvard, telah didapatkan bahwa sebanyak 98% dari anak dan remaja mengetahui tentang internet, dan 79,5% diantaranya adalah pengguna internet. Hal ini dapat menegaskan bahwa dengan adanya akses secara bebas melalui internet akan lebih mudah untuk menyebarkan berita-berita terbaru kepada para pemuda bangsa tanpa batas region, dalam artian seluruh pemuda Indonesia dari Sabang hingga Merauke akan terhubung satu sama lain.
Yang mana tentunya dalam hal ini teknologi akan lebih mempermudah negara Indonesia untuk menyebarluaskan segala hal terkait dengan akan dilaksanakannya pesta demokrasi (Pemilu) pada tahun 2019 mendatang, yang mana tidak hanya memilih DPR, DPD, dan DPRD, melainkan juga memilih Presiden beserta Wakil Presidennya.
Pada tahun 2012, muncul sebuah ide dari salah satu generasi muda penerus bangsa yaitu Pingkan Irwin untuk membuat sebuah website yang berisi segala informasi tentang perkembangan politik agar generasi muda lainnya juga dapat berperan aktif dalam perkembangan politik Indonesia. Kemudian, ide ini direalisasikan dalam bentuk website yaitu AyoVote.com lengkap dengan layanan jejaring sosialnya. AyoVote.com menitikberatkan kepada pengetahuan mendasar untuk membekali para pemilih muda agar mereka bisa menggunakan hak suara mereka secara bertanggung jawab.
Dengan kecanggihan teknologi kita dapat mewujudkan situasi Pemilu yang modern. Kita dapat merubah pola pikir para pemuda bangsa yang sebelumnya kebanyakan bersifat apatis atau tidak ingin tau mengenai sistem politik di negara ini karena minimnya informasi tentang Pemilu. Dimana para pemuda bangsa yang tadinya juga baru menjajaki masa untuk memilih akan lebih mudah mengakses beragam informasi, diantaranya adalah informasi yang terkait dengan berjalannya Pemilu itu sendiri, seperti bagaimana cara mendaftarkan diri untuk ikut melakukan Pemilu, mengecek verifikasi personal, bahkan untuk mengulas informasi lebih dalam tentang calon-calon pemimpinnya.
Namun tidak dapat dipungkiri juga bahwa dengan kecanggihan teknologi akan dapat menimbulkan masalah-masalah baru, salah satunya adalah tersebarnya hoax yang mana akan saling menjatuhkan citra diantara calon pemimpin. Tetapi jika ditelusuri lebih lanjut, hal ini tidak selalu berdampak buruk. Karena adanya berita-berita hoax yang tersebar di media massa akan membuat para pemuda juga turut perlahan mulai menyampaikan aspirasi mereka lewat teknologi, terlepas dari aspirasi tersebut baik ataupun buruk setidaknya mereka telah berusaha mendorong diri untuk ikut ambil dalam sistem perpolitikan Indonesia, seperti contohnya sekarang muncullah hashtag-hashtag yang kemudian menjadi trending topic, salah satunya adalah #2019gantipresiden, yang mana pada akhirnya membuat para pemuda lain juga akan tertarik akan Pemilu 2019.
Maka dari itu dengan adanya teknologi yang digenggam erat di tangan generasi pemuda Indonesia kita dapat menciptakan suasana politik yang modern, tidak baku dan monoton karena banyak hal yang bisa diakses dari teknologi tersebut, sehingga akan menarik minat para pemuda Indonesia untuk berpartisipasi langsung dalam sistem politik Indonesia. Serta tidak lupa sebagai generasi penerus bangsa hendaknya kita tetap dapat mengasah dan mempertahankan konsep pemikiran yang kritis, cerdas, cekatan, sehingga kita tidak menerima informasi terkait dengan penyelanggaraan Pemilu 2019 secara mentah tanpa melihat keabsahannya, dan kita tidak membiarkan orang lain dengan mudahnya mempengaruhi serta menentukan kandidat pilihan kita.
Sekali lagi, kita harus benar-benar mengetahui apakah para kandidat yang kita pilih benar-benar kompeten atau tidak karena generasi para pemuda Indonesia harus memastikan secara nyata hanya orang-orang terbaik lah yang akan menjadi wakil kita selama 5 tahun ke depan nanti.
*Mahasiswa Prodi Hubungan Internasional Universitas Tanjungpura Pontianak
Posting Komentar