KtHx54QkBr383xDR2xK8jWF4FPsDN0wkvFCwXh9V
Bookmark

Jadilah Pemuda yang Bijak Demi Menyukseskan Pemilu 2019

Ilustrasi/Net
Oleh: Rachma Putri*

Dalam pemerintahan demokratis rakyat memegang peranan penting dalam terlaksananya pemerintahan suatu negara. Pemerintahan demokratis yang ideal itu harus bekerja dengan memperhatikan aspirasi dan kebutuhan rakyat. Salah satu cara agar tersalurnya aspirasi tersebut ialah melaksanakan penyelenggaraan pemilihan umum disertai dengan kebebasan untuk mengeluarkan pendapat.

Indonesia merupakan suatu negara yang menganut asas demokrasi dan pemilu sendiri sudah biasa dilakukan sejak dahulu. Meskipun pemilu bukan satu-satunya instrumen demokrasi, tetapi peran pemilu tidak bisa dipungkiri sangatlah vital. Pemilu merupakan instrumen penentu arah kebijakan publik suatu negara. Elemen penting selama proses pemilu adalah pembentukan kepercayaan rakyat.

Jika rakyat tidak merasa terlibat secara bebas untuk mengelola pilihan mereka dan mendapatkan informasi tentang pelaksanaan pemilu secara terbuka, maka proses pemilu menjadi tidak signifikan.
Indonesia sebentar lagi akan melaksanakan pemilihan umum pada tahun 2019 mendatang. Pesta demokrasi akan segera dimulai. Pemilu 2019 dianggap sebagai pemilihan terbesar dalam sejarah bangsa Indonesia. Satu orang akan memilih lima tingkatan, yaitu Presiden dan Wakil Presiden, DPR RI, DPD RI, DPRD Provinsi, dan DPRD Kota/Kabupaten. Banyaknya surat suara yang harus dicoblos masyarakat di bilik suara membuat pemilu ini tidaklah bisa dianggap sepele.

Kampanye pemilu sendiri sudah mulai dilaksanakan pada bulan September 2018 lalu dan akan dilaksanakan pemilihan secara serentak pada tanggal 17 April 2019 mendatang. Pemilu 2019 merupakan kelanjutan pesta demokrasi yang sebelumnya telah dilaksanakan pada tahun 2014 silam. Anggaran biaya yang dikeluarkan tentu saja sangat jauh lebih besar kurang lebih sekitar 24,8 triliun rupiah. Untuk 1 Presiden, 575 DPR, 19.817 DPRD dan 185,7 juta pemilih yang tercatat di KPU. Pemilu 2019 seharusnya dapat dimaknai sebagai perayaan proses demokrasi untuk memperjuangkan visi, gagasan, ide, dan program menuju Indonesia yang jauh lebih baik.

Dari sekian banyaknya peserta pemilu berasal dari kaum pemuda. Pemuda adalah suatu fase yang berada di dalam siklus kehidupan manusia, dimana fase tersebut mengarah kepada perkembangan atau perubahan. Maka pemuda sering dikatakan Agent of Change. Pemuda adalah pilar penting kemajuan bangsa. Tercatat sekitar 14 juta pemuda yang akan menggunakan hak pilihnya untuk pertama kali dalam pemilu 2019 ini. Peran pemuda sangatlah besar demi mewujudkan keberhasilan terlaksanannya pemilu 2019 ini. Pemuda diharuskan aktif, bukannya malah pasif, tidak sekedar memilih tapi harus mengetahui alasan untuk memilih.

Nyatanya selama ini banyak pemuda yang masih acuh terhadap politik, khususnya pemilu. Mereka terdoktrin dengan stigma dan labelisasi yang buruk terhadap pemilu, terlebih banyaknya berita yang menyebutkan bermacam-macam kasus penyelewengan wewenang dan kekuasaan oleh oknum-oknum politik membuat mereka semakin tidak perduli. Hal ini tentulah sangat disayangkan apabila tidak cepat diatasi, maka dari itu pemuda diharapkan harus memulai melakukan perubahan terhadap cara pandang tentang pemilu sendiri dengan ikut serta di dalamnya. Karena pemuda adalah sosok yang selalu dijadikan pusat perhatian akibat dari semangat juangnya yang sangat tinggi. Maka dari itu, selain ikut andil dalam pemberian suara di pemilu, diharapkan pemuda juga dapat mengatasi dan mengantisipasi permasalahan yang mungkin terjadi selama pelaksanaan pemilu. Seperti, peserta pemilu sendiri diperbolehkan melakukan kampanye di media massa pada 21 hari sebelum masa tenang. Media massa khususnya internet menjadi sarana yang wajib untuk mempromosikan sesuatu. Dengan akses yang mudah dan hampir semua orang menggunakannya membuat internet dijadikan ajang untuk meningkatkan kompetisi partai, khususnya partai-partai kecil yang terbatas sumber dayanya dan tidak memiliki pengaruh yang besar cenderung memilih internet sebagai sarana kampenye. Maka dari itu kita sebagai pemuda harus pintar dan bijak dalam menggunakan media massa sebagai sarana kampenye tersebut dengan tidak ikut serta mempersoalkan tentang dasar negara Pancasila, menghina SARA, menghasut, mengadu domba dan memfitnah. Selain itu kita sebagai pemuda harus pandai mencegah berita hoax yang beredar.

Karena kualitas informasi perlu diperhatikan dan dapat dijadikan tolak acuan dalam melakukan pemilhan, jangan sampai kita malah terjerumus dengan asumsi-asumsi yang menyebar tentang pemilu yang tidak benar dan merubah sudut pandangan kita. Sebagai pemuda kita harus memanfaatkan media massa selama kampenye pemilu untuk mencermati peserta pemilu itu sendiri sehingga pada saatnya nanti kita bisa menggunakan hak pilih dengan bijak. Sebagai pemuda kita harus pandai memfilterlisasi calon pemimpin yang akan menjabat dengan mencari informasi tentang kepribadian, pengalaman hidup, latar belakang serta visi-misi yang akan digunakan.

Dalam menyikapi pemilu 2019 mendatang pemuda diharapkan turut andil dalam memperbaiki sistem pemerintahan yang sedang berlangsung, bukan malah acuh dan tidak mau tahu.  Pemuda dapat menciptakan pemilu yang sehat, bebas dari black champaign, negative champaign. Dengan kontribusi pemuda dalam pemilu yang bersinergi dengan pemerintah dan masyarakat maka diharapkan dapat membentuk budaya politik yang sehat. Persatuan pemuda dan kerja sama antar pihak pemerintah dan masyarakat akan mendorong terjadinya transformasi sistem politik yang mengunggulkan nilai-nilai kejujuran dan keadilan.

*Mahasiswa Prodi Hubungan Internasional Universitas Tanjungpura Pontianak
Posting Komentar

Posting Komentar