Sejak tahun 2002, tanggal 17 Mei ditetapkan sebagai Hari Buku Nasional. Mengapa harus tanggal 17 Mei ? Karena, tanggal tersebut bertepatan dengan didirikannya Perpustakaan Nasional Republic Indonesia pada 17 Mei 1980. Untuk mengingatkan masyarakat akan pentingnya membaca buku serta mengenang berdirinya perpustakaan bersejarah di Indonesia, maka 17 Mei ditetapkan sebagai hari buku nasional. Selain hari buku nasional, ada juga hari buku internasional atau World Book Day, yang jatuh setiap tanggal 23 April. World Book Day diperingati pertama kali pada 23 April 1995.
Dicetuskannya Hari Buku Nasional tidak lain dan tidak bukan adalah bertujuan untuk meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia. Sudah menjadi rahasia umum, bahwa masyarakat Indonesia sangat kurang dalam membaca. Indonesia menempati urutan ke 60 dari total 61 Negara tentang minat membaca. Peringkat ini didapat dari studi Most Littered Nation In The World oleh Central Connecticut State University pada bulan maret 2016 lalu.
Dan berdasarkan hasil penelitian Perpustakaan Nasional tahun 2017, rata-rata orang Indonesia hanya membaca buku 3-4 kali per minggu, dengan durasi waktu membeaca per hari rata-rata 30-59 menit. Sungguh sangat memprihatinkan. Padahal, jika diperhatikan, infrastruktur pendukung seperti perpustakaan dan taman baca sudah sangat banyak didirikan di berbagai daerah. Tapi mengapa minat baca masyarakat Indonesia masih rendah ?
Berdasarkan apa yang dapat kita lihat dari kebiasaan masyarakat sekitar, kebanyakan dari kita masih sangat menjunjung budaya tutur. Atau berbicara secara lisan, bertanya, berdiskusi dan sebagainya. Sehingga, masyarakat malas membuka buku untuk mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang ada.
Selain itu, tidak dapat dipungkiri bahwa era globalisasi semakin mengurangi minat baca masyarakat Indonesia. Terutama dengan semakin maraknya gadget yang sangat memudahkan berbagai aktivitas. Gadget bukan lagi barang mahal yang hanya menjadi kebutuhan sekunder, namun sudah menjadi kebutuhan primer yang harus dimiliki oleh setiap orang.
Dengan gadget kita bisa sangat mudah menjalankan aktivitas sehari-hari. Untuk membaca pun, sudah sangat gampang. Segala sesuatu yang ingin ditanyakan dapat langsung online dan mencari di situs pencarian terbesar di dunia yakni Google. Selain itu sudah ada E-book dan Wattpad yang dapat memudahkan para pembaca untuk membaca buku secara online, tanpa harus menenteng buku kemanapun.
Namun, apapun kelebihan gadget itu, buku adalah jendela dunia yang tidak dapat tergantikan. Buku memiliki kesan berbeda dengan gadget. Sebagian besar alasan masyarakat kurang berminat membaca buku adalah karena harga yang mahal, ribet, dan malas membuka lembar perlembar untuk membaca. Perlu diketahui, bahwa buku itu lebih dapat dipercayai ketimbang apapun tulisan yang ada di internet. Karena buku jauh dari kata HOAX.
Contohnya saja ketika membuat suatu makalah atau jurnal, sumber referensi yang diambil dari buku lebih diterima ketimbang sumber referensi yang diambil dari internet. Karena segala apa yang ada di internet sudah tercampur aduk dengan berbagai penulis amatir.
Buku membuat pembaca focus dan berpikir dengan berbagai argument atau perkataan yang ada. Karena sebuah buku tidak hanya berisi opini atau cerita yang dangkal, namun juga diikuti dengan penjelasan-penjelasan yang membantu kita memahami makna sebenarnya. Inilah yang membedakan antara membaca buku dan membaca E-book atau Wattpad di gadget. Ketika membaca buku kita paham dan akan melatih memori, sedangkan ketika membaca E-book atau Wattpad, dsb di gadget kita akan ingat namun juga akan cepat lupa.
Dari segi kesehatan pun membaca buku memiliki manfaat yang lebih baik dibanding membaca melalui e-book dan sebagainya di gadget. Berdasarkan penelitian, membaca melalui gadget dapat menyebabkan kerusakan mata yang disebabkan efek dari layar gadget, kemudian mudah kehilangan informassi dikarenakan memori hanya menyimpan sementara. Membaca yang seharusnya dapat mengurangi stress, justru dapat mempengaruhi tingkat stress kearah yang negative ketika membaca melalui gadget.
Sedangkan, membaca buku memiliki sisi positif untuk kesehatan. Dengan membaca buku setidaknya 10 menit setiap harinya, dapat mencegah pennyakit Alzheimer dan Demensia. Dimana, kedua penyakit ini belum ditemukan obatnya. Satu lagi, berdasarkan study yang dilakukan oleh Rush University Medical Center menyatakan bahwa Seseorang yang menghabiskan waktu mereka untuk melakukan kegiatan kreatif atau intelektual seperti membaca buku mengalami tingkat penurunan kognitif hingga 32% daripada mereka yang tidak membaca buku dikemudian harinya. Membaca buku dapat membuat otak bekerja lebih efisien yaitu dengan mengubah struktur neuropathologies yang berkaitan dengan usia.
Dari sekian banyak uraian diatas, dengan hanya mengetahui dan memahami saja tentu tidak cukup. Satu hal yang pasti harus dilakukan untuk dapat meningkatkan minat baca buku masyarakat Indonesia adalah dengan membuat gerakan. Momentum Hari Buku Nasional yang jatuh pada 17 Mei, dapat dimanfaatkan untuk mengajak masyarakat membudayakan membaca buku di lingkungan keluarga, teman, sekolah atau kampus. Tentu saja harus dimulai dari diri sendiri.
Peringatan Hari Buku Nasional ini tidak perlu meriah, cukup dengan memberi perhatian dan memberi kesan saja sudah cukup. Meskipun dimanjakan dengan kecanggihan teknologi di era globalisasi ini, tetap lah tingkatkan minat membaca buku. Karena buku adalah jendela dunia dan jendela ilmu yang sejati. Mari perbanyak membaca buku untuk hidup yang berwawasan.
Selamat Hari Buku Nasional !
*Penulis adalah Kader HMI Komisariat FISIP Cabang Pontianak
Posting Komentar