KtHx54QkBr383xDR2xK8jWF4FPsDN0wkvFCwXh9V
Bookmark

Tidak Mengutuk, Tapi Menyibak Gelap dan Hadirkan Terang


Oleh : Rizal Hamka

Saat gelap terjadi, orang-orang akan mengutuk kegelapan. Tapi akan selalu ada sosok yang menyibak kegelapan untuk hadirkan terang.

Jika ketidak tahuan seumpama gelap maka buku laksana terang. Saya ingin mengapresiasi sosok pembawa terang yang memutus ketimpangan tuna aksara dengan mendistribusikan buku hingga ke pelosok, ke garis depan perbatasan negeri : Bu Niken Martojo Arief

Di tahun-tahun ia mendampingi Sang Suami, Pak Arief Sulityanto bertugas sebagai Kapolda Kalbar, ia turut mendedikasikan hidup untuk membangun 17 Perpustakaan. 13 di antaranya berdiri di pelosok perbatasan. Jagoi Babang, Badau, Temajok Paloh adalah sederet garis depan di mana Bu Niken menjejakkan kakinya.

Saya menyaksikan gelora Bu Niken dalam mengerakkan program pembangunan taman baca. Ada binar di matanya tatkala menyaksikan anak-anak pedalaman antusias dengan wahana baca yang ia hadirkan. Sesekali ia menunjukkan raut wajah sedih bahkan terisak ketika menceritakan beratnya hidup anak-anak di pelosok Kalbar yang kurang beruntung.

Apa yang ditunjukkan Bu Niken menghadirkan kesadaran bagi saya pribadi dan kawan-kawan. Tentang hal-hal yang belum banyak selesai di negeri ini, tentang mengambil peran untuk menyibak kegelapan dan menghadirkan terang.

Hari di mana orang-orang sebangsa setanah air mengenang sosok Kartini yang hidup di masa lalu. Maka ijinkan saya menyematkan sosok Kartini masa kini pada Bu Niken Martojo Arief atas dedikasinya menghidupkan literasi hingga ke pelosok.

Sudah lama pergi tapi warisan taman bacanya tetap jadi cahaya ilmu yang menjadi wahana pencarian pengetahuan anak-anak pedalaman.

Selamat Hari Kartini.
Posting Komentar

Posting Komentar