Foto: FUAD IAIN Pontianak Gelar Forum Dekan Ushuluddin PTKIN/PTKIS Se-Indonesia/Istimewa |
Pontianak, Jurnalistiwa
Online- Fakultas
Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD), Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Pontianak menyelenggarakan kegiatan Forum Dekan Ushuluddin PTKIN/PTKIS
Se-Indonesia dengan tema “Peluang dan Tantangan Alumni Dalam Merajut
Nilai-Nilai Kebangsaan Berwawasan Islam Moderat”.
Kegiatan ini berlangsung mulai 19 sampai dengan 21 April 2018
di Hotel Golden Tulip Pontianak. Hadir sebagai narasumber dalam kegiatan ini, Direktur
Diktis Kemenag RI, Prof. Dr. Arskal Salim GP, MA, Ketua Forum Dekan Ushuluddin,
Prof. Dr. Masri Mansoer, M.Ag, dan Dekan FUAD IAIN Pontianak, Dr. Samsul
Hidayat, MA. Peserta dalam kegiatan ini Para Dekan Fakultas Ushuluddin
PTKIN/PTKIS Se-Indonesia berjumlah 52 peserta dari 38 perguruan tinggi.
Isyatul Mardiyati, M.Psi selaku Ketua Panitia Forum Dekan
Ushuluddin PTKIN/PTKIS Se-Indonesia menjelaskan jika kegiatan ini merupakan
wadah dalam melakukan koordinasi dan konsolidasi para pimpinan Fakultas
Ushuluddin seluruh Indonesia. Pertemuan ini juga menjadi momentum dalam
melakukan evaluasi dan proyeksi guna mempersiapkan penguatan mutu Fakultas
Ushuluddin.
“Kegiatan ini memiliki indikator kinerja dalam pelaksanaanya,
yang pertama, terlaksananya kegiatan Forum Dekan Ushuluddin PTKIN/PTKIS
Se-Indonesia. Kedua, terjalin kerjasama yang erat Fakultas Ushuluddin
PTKIN/PTKIS Se-Indonesia dalam bentuk Memorandum of Understanding (MoU).
Ketiga, menyusun dan mencetak buku Moderasi Islam ber-ISBN,” ujarnya.
Dirinya mengungkapkan jika hasil dari kegiatan ini yaitu
dapat menghasilkan rekomendasi strategis bagi pengembangan dan kebijakan
pemerintah terhadap penyelenggaraan pendidikan khususnya pendidikan Islam.
Selain itu, menghasilkan gagasan dan kesepakatan-kesepakatan penting tentang
pengembangan kelembagaan Fakultas Ushuluddin.
Dekan FUAD IAIN Pontianak, Dr. Samsul Hidayat, MA menjelaskan
tujuan utama dari kegiatan ini merumuskan beberapa kegiatan strategis di antaranya
yaitu membuat database dan pemetaan dosen, mahasiswa, serta alumni di
lingkungan Fakultas Ushuluddin, guna mendapat gambaran dan potensi fakultas
ushuluddin hingga pendistribusian alumni di masyarakat.
Kemudian, merumuskan konsep Islam moderat yang akan
diimplementasikan dalam pembelajaran di PTKIN/PTKIS. Hal ini menyusul maraknya
fenomena radikalisme literalis dan liberalisme sekularis yang akhir-akhir ini
berkembang di masyarakat. Dua fenomena ini harus dijembatani agar terjalin
hubungan yang baik. Seperti hubungan Islam dengan modernitas, hubungan Islam
dengan kemajemukan, dan hubungan Islam dengan kebangsaan.
Oleh karena itu, forum ini akan mengusulkan ke Kementerian
Agama dalam hal ini Direktur Diktis agar memperkuat moderasi Islam di Indonesia
dalam bentuk kegiatan seperti wokshop kurikulum penguatan Islam moderat di
PTKIN/PTKIS, workshop desain training pengarusutamaan Islam moderat, training
of trainer, penelitian dalam bentuk buku tentang Islam moderat yang akan
diterbitkan, serta seminar internasional tentang Islam moderat.
“Pada intinya Fakultas Ushuluddin berusaha untuk
memperhatikan perkembangan keagamaan dan kebangsaan di Indonesia dengan mengacu
pada keterlibatan alumni dan keterbedayaan alumni sehinga Fakultas Ushuluddin
semakin dikenal dan berkiprah semaksimal mungkin di masyarakat. Oleh karena
itu, IAIN Pontianak merasa berkepentingan untuk menghadirkan para Dekan
Fakultas Ushuluddin Se-Indonesia dalam merumuskan bersama seperti apa
pengembangan Islam di Indonesia dalam konteks kekinian,” ujarnya.
Ketua Forum Dekan Fakultas Ushuluddin PTKIN/PTKIS
Se-Indonesia, Prof. Masri Mansoer, M.Ag mengungkapkan jika dirinya merasa
bahagia Forum Dekan Ushuluddin kali ini yang paling ramai dibandingkan dengan
forum-forum sebelumnya.
Ia bersyukur dari tahun ke tahun forum ini mengalami
kemajuan, walaupun tidak terlalu banyak. Ketika di Surabaya forum ini berhasil
membuat rumusan, kemudian diikuti dengan forum yang diselenggarakan di bandung
yang berhasil menyampaikan beberapa rekomendasi hingga deklarasi tentang Islam
Moderat.
Hal ini selaras dengan hasil FGD di Yogyakarta yang
melahirkan beberapa wacana strategis terkait hal itu. Oleh karenanya, ia
berharap forum kali ini nantinya dapat menuangkan hasil rekomendasi sebelumnya
tentang Islam moderat dan memberikan dampak yang signifikan terhadap
peningkatkan Fakultas Ushuluddin ke depan.
Plt. Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA mengatakan, Kemenag
menjadi stakeholder utama negara untuk berperan dalam mempertahankan negara
ini. Kemenag menjadi satker terbesar di negeri ini. Tema Islam moderat menjadi
tema mandatori.
“Perguruan tinggi sebagai sumber utama, pelaku, konseptor
tentang Islam moderat. Forum Dekan Ushuluddin menjadi ujung tombak dalam
menyusun kurikulum tentang Islam moderat di perguruan tinggi demi mewujudkan
Islam rahmatan lil’alamin. Bukan batang sembarang batang, batang beranak di
ladang padi, para dekan datang bukan sembarang datang, datang ke Pontianak
untuk ber-FGD. Selamat datang dan selamat berkonferensi di Pontianak,” ucapnya.
Posting Komentar