KtHx54QkBr383xDR2xK8jWF4FPsDN0wkvFCwXh9V
Bookmark

Terdeteksi 15 Titik Api di Kalbar


Pontianak - Akibat tidak turun hujan dua pekan belakangan, titik panas (hotspot) mulai terdeteksi di Kalbar. Kemarin, setidaknya ditemukan 15 titik api yang tersebar di sejumlah wilayah di Kalbar.

Desmian,  Forecaster Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Supadio Pontianak mengatakan berdasarkan data satelit sebaran titik panas berada di wilayah Sungai Raya, Rasau Jaya dan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya dengan jumlah delapan titik. Sementara wilayah Anjongan, Sungai Pinyuh dan Mempawah Hilir Kabupaten Mempawah terpapar sebanyak enam titik panas. Untuk wilayah Kendawangan, Kabupaten Ketapang terdeteksi sebanyak satu titik api.

Menurut Desmian sehari sebelumnya delapan kabupaten terdeteksi sebanyak 50 hotspot. Sebarannya sendiri terbanyak berada di Kabupaten Ketapang 16 titik panas disusul Kabupaten Kubu Raya 14 titik api. Untuk Kabupaten Mempawah terdeteksi sebanyak 7 titik panas, Kayong Utara 5 titik panas dan Bengkayang 3 titik hot spot. ”Untuk Kabupaten Sekadau dan Sambas terpapar 2 titik api, disusul kabupaten Sanggau 1 titik panas,” ucapnya.

Tak turunnya hujan, beberapa hari belakangan belum dapat dikategorikan sebagai musim pengering atau panas. Masalahnya wilayah Kalbar masuk dalam wilayah Non ZOM atau wilayah yang tidak jelas musimnya. “Namun kalau normalnya, saat ini Indomesia tengah masuk pada musim peralihan atau dikenal musim pancaroba,” ujarnya.

Desmian melanjutkan bahwa Kalbar beberapa pekan belakangan tidak turun hujan juga dipengaruhi penyebab lain. Itu berupa adanya tekanan rendah di Filipina. Sehingga uap air banyak tertarik ke daerah tekanan rendah.”Makanya Kalbar tak turun hujan,” ucap dia.

Untuk bulan Februari belum masuk musim pancaroba,  melainkan pada bulan Maret mendatang. Hanya yang perlu diwaspadai yakni titik panas pasti ada selama hujan belum membasahi bumi Kalbar.

Kebakaran hutan dan lahan di sekitar Kota Pontianak dan Kubu Raya nyaris membakar gedung sekolah. Hal itu diungkapkan Kapolda Kalimantan Barat Irjen Pol Didi Haryono, kemarin.

"Kemarin kami temukan Karhutla di Rasau Jaya, yang hampir menghanguskan dua sekolah, SMP dan SMA, sehingga kita minta guru dan murid untuk keluar dan menghindar serta memberikan kesempatan bagi kami melakukan pemadaman," kata Didi.

Didi mengimbau agar warga masyarakat Kalimantan Barat peduli terhadap lingkungan. Membuka lahan dengan cara membakar dengan masif bukan cara satu-satunya, melainkan justru menimbulkan dampak yang luar biasa.

Meski belum terlalu tebal, kabut asap mulai menyelimuti Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya.  Secara kasat mata beberapa hari terakhir perlahan namun pasti terasa makin pekat. Pantauan Pontianak Post pada Rabu (15/2) pagi, kabut asap masih terlihat pukul 07.00 kemudian menghilang seiring bersinarnya matahari.


Prakirawan  Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas 1 Supadio Pontianak, Dina Ike mengatakan prakiraan cuaca wilayah Kalimantan Barat hingga Jumat (16/2) masih diprediksi merata berawan. Termasuk juga  wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan, seperti di Kabupaten Ketapang dan Kabupaten Kubu raya. (pontianakpost.co.id) 
0

Posting Komentar