Desmian,
Forecaster Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Supadio
Pontianak mengatakan berdasarkan data satelit sebaran titik panas berada di
wilayah Sungai Raya, Rasau Jaya dan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya dengan
jumlah delapan titik. Sementara wilayah Anjongan, Sungai Pinyuh dan Mempawah
Hilir Kabupaten Mempawah terpapar sebanyak enam titik panas. Untuk wilayah
Kendawangan, Kabupaten Ketapang terdeteksi sebanyak satu titik api.
Menurut Desmian sehari sebelumnya delapan kabupaten
terdeteksi sebanyak 50 hotspot. Sebarannya sendiri terbanyak berada di
Kabupaten Ketapang 16 titik panas disusul Kabupaten Kubu Raya 14 titik api.
Untuk Kabupaten Mempawah terdeteksi sebanyak 7 titik panas, Kayong Utara 5
titik panas dan Bengkayang 3 titik hot spot. ”Untuk Kabupaten Sekadau dan
Sambas terpapar 2 titik api, disusul kabupaten Sanggau 1 titik panas,” ucapnya.
Tak turunnya hujan, beberapa hari belakangan belum
dapat dikategorikan sebagai musim pengering atau panas. Masalahnya wilayah
Kalbar masuk dalam wilayah Non ZOM atau wilayah yang tidak jelas musimnya.
“Namun kalau normalnya, saat ini Indomesia tengah masuk pada musim peralihan
atau dikenal musim pancaroba,” ujarnya.
Desmian melanjutkan bahwa Kalbar beberapa pekan
belakangan tidak turun hujan juga dipengaruhi penyebab lain. Itu berupa adanya
tekanan rendah di Filipina. Sehingga uap air banyak tertarik ke daerah tekanan
rendah.”Makanya Kalbar tak turun hujan,” ucap dia.
Untuk bulan Februari belum masuk musim
pancaroba, melainkan pada bulan Maret
mendatang. Hanya yang perlu diwaspadai yakni titik panas pasti ada selama hujan
belum membasahi bumi Kalbar.
Kebakaran hutan dan lahan di sekitar Kota Pontianak
dan Kubu Raya nyaris membakar gedung sekolah. Hal itu diungkapkan Kapolda
Kalimantan Barat Irjen Pol Didi Haryono, kemarin.
"Kemarin kami temukan Karhutla di Rasau Jaya,
yang hampir menghanguskan dua sekolah, SMP dan SMA, sehingga kita minta guru
dan murid untuk keluar dan menghindar serta memberikan kesempatan bagi kami
melakukan pemadaman," kata Didi.
Didi mengimbau agar warga masyarakat Kalimantan Barat
peduli terhadap lingkungan. Membuka lahan dengan cara membakar dengan masif
bukan cara satu-satunya, melainkan justru menimbulkan dampak yang luar biasa.
Meski belum terlalu tebal, kabut asap mulai
menyelimuti Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya. Secara kasat mata beberapa hari terakhir
perlahan namun pasti terasa makin pekat. Pantauan Pontianak Post pada Rabu
(15/2) pagi, kabut asap masih terlihat pukul 07.00 kemudian menghilang seiring
bersinarnya matahari.
Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
(BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas 1 Supadio Pontianak, Dina Ike mengatakan
prakiraan cuaca wilayah Kalimantan Barat hingga Jumat (16/2) masih diprediksi
merata berawan. Termasuk juga wilayah
yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan, seperti di Kabupaten Ketapang
dan Kabupaten Kubu raya. (pontianakpost.co.id)
Posting Komentar